BENGKULU, PB - Barang siapa yang meniti jalan dalam menuntut ilmu maka Allah SWT akan membukakan jalan menuju surga kepadanya. Ketika kita menuntut ilmu, malaikat akan berada di sekitar para penuntut ilmu, kata Ustad Syamlan pada saat subuh keliling di Masjid Nurul Iman Bandar Raya Rawa Makmur kota Bengkulu, Minggu (28/2/2016).
Dalam ceramah subuhnya, Syamlan mengisahkan kejadian Kaum Madyan melakukan penyembah berhala. Perilaku yang ditentang Nabi Syu'aib, dengan melarang mencari keuntungan dengan merugikan orang lain sebagaimana dalam Firman Allah SWT (QS. Hud: 85), "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan".
Para penduduk Madyan yang kafir mereka biasa merampok dan menyembah al-Aikah, yaitu pohon dari al-Aik yang dikelilingi oleh dahan-dahan yang berputar di sekelilingnya. Mereka termasuk orang-orang yang menjalin hubungan sesama manusia dengan cara-cara yang sangat keji. Mereka suka mengurangi timbangan; mereka mengambil yang lebih darinya dan tidak menghiraukan kekurangannya.
Kisah tersebut merupakan pelajaran yang penuh hikmah kata Ustad Syamlan. Kaum Madyan yang congkak lalu mengancam Nabi Syu'aib dan mengusirnya keluar dari kaumnnya. "Syu'aib yang seorang Nabi saja terusir dari kampung halamannya," ungkapnya.
Sebagai balasannya, Allah SWT menimpakan gempa dahsyat kepada Kaum Madyan, yang menyebabkan kehiduapan ditempat itu menjadi kota mati.
"Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpah kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun dari Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih (QS. Hud: 89-90)," kutip Syamlan.
Syamlan mengingatkan meskipun kisah Nabi Syu'aib sudah berlalu, namun bisa terulang lagi jika ada kaum yang melanggar. Ia mengatakan bila gempa, banjir, guntur, kekeringan adalah contoh bencana yang dijadikan sebagai pengingat umat manusia.
"Jika suatu wilayah dipenuhi oleh kemaksiatan dan mendapat musibah bisa jadi itu adalah adzab, namun jika bukan sarang kamaksiatan itu sebagai peringatan," jelasnya
Meski demikian, ia mengatakan ada perbedaan antara umat Nabi Muhammad dengan umat sebelumnya, dimana mereka mendapatkan adzab langsung dari Allah SWT setelah diberi peringatan.
"Jangan sampai orang-orang yang buruk menguasai suatu wilayah. Jika kampung kita dikuasai oleh preman, yang tidak ikut jadi preman akan di usir. Jika kampung dipenuhi oleh panti pijat, yang tidak hobi mijat akan terusir keluar. Semoga kita dapat mengambil Ibrah (pelajaran) darinya," demikian Syamlan.