BENGKULU SELATAN, PB - Salah satu program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud-Gusnan Mulyadi pada waktu kampanye dulu adalah membebaskan biaya sekolah hingga tingkat SMA. Namun, jika tidak didukung dengan formulasi dan kebijakan yang jelas, banyak pihak menghawatirkan akan terjadi penurunan prestasi sekolah.
Baca juga: Rosmayeti: Jangan Lagi Ada Pungli di Sekolah dan Dewan Kota Usut Dugaan Pungli di Sekolah
Kepala SMA Negeri 5 Bengkulu Selatan Bambang Syahril mengatakan, jika uang komite sekolah benar-benar dihapuskan, maka mestinya pemerintah menaikkan anggaran dana rutin sekolah. Jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan membuat beberapa kegiatan siswa menjadi menurun.
"Misalnya saja untuk kegiatan ekstrakurikuler akan berkurang. Misalkan ada undangan acara perlombaan dan pertandingan olahraga ataupun lomba mata pelajaran di Bengkulu atau di Utara, karena dananya terbatas bisa jadi sekolah tidak bisa ikut. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Karena selama ini kegiatan seperti itu dibiayai dari uang komite," tutur Bambang.
Akan tetapi, menurut Bambang, apabila pemerintah daerah mampu meningkatkan dana rutin sekolah dari APBD, maka kekhawatiran tersebut tidak akan terjadi.
"Setiap sekolah itu dana rutinnya tidak sama. Kalau di SMAN 5 dana rutinnya Rp 68 juta/Tahun. Kalau uang komite dihapuskan, sebenarnya kami guru ini juga terbantu. Karena susah ngurus uang komite ini, kadang banyaklah yang nunggak sampai-sampai kita sudah bosan menagih baru siswanya bayar," tandasnya.
Di SMA Negeri 5 Bengkulu Selatan, besaran Uang Komite yang dibebankan ke seluruh siswa bervariasi. Secara umum dikelompokkan menjadi tiga tarif, Rp 80 ribu, Rp 120 ribu, dan Rp 160 ribu.
"Tergantung dengan tingkat ekonomi siswa. Malahan tidak sedikit di sini siswa-siswi yang dibebaskan dari uang komite. Tapi mayoritas siswa membayar Rp 80 ribu?bulan," pungkas Bambang. (Apdian Utama)