Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Seluruh Siswa Sekolah Menjadi Jumantik

Herwan-AntoniBENGKULU, PB - Seluruh siswa di Kota Bengkulu akan menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di kediaman mereka masing-masing. Hal ini mengingat bahwa kejadian demam berdarah (DBD) di Kota Bengkulu telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Baca juga: DBD Tembus Seratus Kasus dan Abate dan Fogging Gratis serta Ketua Dewan Tinjau Kawasan Rawan Demam Berdarah

"Bulan April 2014 ini kami sudah mengundang perwakilan-perwakilan pihak sekolah untuk mempelajari tentang tata cara menjadi jumantik. Sehingga bisa diteruskan kepada seluruh pelajar di Kota Bengkulu. Seluruh pelajar kita akan menjadi jumantik," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Herwan Antoni, usai menggelar hearing bersama Komisi I DPRD Kota Bengkulu, Senin (15/2/2016).

Berbagai upaya lainnya, lanjut Herwan, masih terus dikaji dengan meninjau berbagai keberhasilan daerah lain dalam memberantas jentik nyamuk DBD. Salah satu opsi yang ia tawarkan adalah diberlakukannya denda terhadap warga yang rumahnya kedapatan jentik nyamuk.

"Dendanya berupa kewajiban melakukan penghijauan di rumahnya. Tapi efek malunya yang dikejar dengan denda ini. Nanti kita akan bersama-sama DPRD melihat keberhasilan program seperti ini di daerah yang sudah menerapkannya," imbuh Herwan.

1Herwan menjelaskan, saat ini pihaknya telah menemukan 169 kasus DBD. Setiap hari, Dinkes Kota Bengkulu senantiasa meninjau lapangan dan memperbaharui data bila terdapat perubahan. Setiap pekan, fogging juga dilaksanakan di daerah-daerah yang telah terindentifikasi rawan nyamuk DBD.

Sementara Ketua Komisi I DPRD Kota Bengkulu, Maghdaliansi, mengutarakan, dewan resah dengan masih terus meningkatnya warga yang menjadi korban DBD. Panggilan terhadap Dinkes Kota Bengkulu, ujarnya, dilakukan untuk memastikan bahwa Pemerintah Kota tetap konsisten melaksanakan langkah-langkah strategis dan taktis dalam menanggulangi DBD tersebut.

"Dari pertemuan tadi beberapa hal kita ketahui. Misalnya pelaksanaan fogging itu bukannya Dinkes pilih kasih. Tapi memang ada yang belum dan sudah di fogging sesuai skala prioritas yang ditentukan oleh Dinkes. Partisipasi masyarakat dalam memberantas jentik nyamuk juga jauh lebih penting ketimbang fogging," demikian Maghdaliansi. [RN]