BENGKULU, PB - Tingginya kasus DBD di Provinsi Bengkulu membuat Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan ke daerah ini. Mereka meninjau secara langsung penanganan penyakit DBD dan kemungkinan adanya penularan virus zika di Rumah Sakit M Yunus (RSMY).
Baca juga: DBD Bengkulu Makin Tinggi dan Tangani DBD, Gubernur Instruksikan Dinkes Gelar Apel Siaga
Disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Spesifik Komisi IX DPR RI, Syamsul Bachri, kunjungan ini dilaksanakan lantaran mereka prihatin dengan tingginya kasus DBD yang mewabah di 4 daerah, termasuk Bengkulu.
"Kunjungan ini spesifik untuk melihat penanganan DBD di empat provinsi termasuk Bengkulu yang DBD sudah masuk kategori KLB (Kejadian Luar Biasa)," katanya saat mengunjungi RSUD M Yunus, Bengkulu, Jumat (19/2/2016).
Adapun keempat wilayah tersebut yakni Bengkulu, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Bali. Karena iti pihaknya membagi 4 tim untuk memonitor penanganan DBD di wilayah tersebut. Khusus di Bengkulu, kata dia, kasus DBD cukup mengkhawatirkan sebab selain jumlahnya sangat tinggi, korban meninggal juga cukup banyak.
Per 4 Februari 2016 ini saja, jumlah kasus mencapai 1.327 kasus dengan jumlah korban meninggal mencapai 27 orang. "Kondisi ini mendorong kami untuk turun ke lapangan melihat langsung upaya penanganan dari pemerintah," ujarnya.
Anggota DPR RI daerah pemilihan Provinsi Sulawesi Selatan ini menilai sebenarnya siklus DBD ini sudah jelas. Dimana kasus DBD selalu meningkat pada akhir tahun hingga bulan Februari. "Kedepan harus ada program pencegahan dan dana preventif sehingga tidak ada lonjakan kasus lagi," kata dia.
Sehari pasca pelantikan, Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti telah memerintahkan kepada Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Bengkulu untuk lebih serius dalam menangani penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, selama setahun ini terdapat 778 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terhitung sejak awal bulan Januari hingga per 31 Oktober 2015. Jumlah ini duakali lebih banyak bila dibandingkan tahun 2013 yang tercatat 400 kasus DBD. [IC]