“Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 15 maskapai tersebut, terdapat 356.621 penerbangan pada periode tersebut. Persentase penerbangan tepat waktu/OTP pada periode tersebut yaitu 77,16% atau sebanyak 275.172 penerbangan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, JA Barata, dalam siaran persnya, Senin (1/2/2016).
Dia melanjutkan untuk persentase penerbangan yang mengalami keterlambatan (delay) sebesar 20,74% atau 73.950 penerbangan, dan sisanya, persentase penerbangan yang mengalami pembatalan (cancel) yaitu sebesar 2,15% atau sebanyak 7.668 penerbangan.
Lebih lanjut, ia mencatat, 3 maskapai dengan persentase OTP tertinggi pada periode tersebut yaitu: pertama, Batik Air dengan presentase OTP sebesar 91,21%, dengan jumlah penerbangan tepat waktu/OTP sebanyak 23.366 penerbangan dari total 25.617 penerbangan. Kedua, Nam Air dengan OTP 90,61%, atau penerbangan tepat waktu sebanyak 8.248 penerbangan, dari total 9.103 penerbangan. Ketiga, yaitu Garuda Indonesia dengan OTP 85,82%, dengan penerbangan tepat waktu sebanyak 77.955 penerbangan dari total 90.832 penerbangan.
“Sementara, 3 maskapai dengan persentase keterlambatan (delay) tertinggi yaitu: pertama, Trigana Air dengan persentase 45,74% atau sebanyak 2.384 penerbangan mengalami delay, dari total 5.212 penerbangan. Kedua, Susi Air dengan persentase 34,96% atau sebanyak7.271 penerbangan delay dari total 20.801 penerbangan. Ketiga, Travel Express dengan persentase 33,28% atau sebanyak 1.717penerbangan delay dari total 5.159 penerbangan,” jelasnya.
Dari evaluasi tersebut, jelas Barata, ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan penerbangan antara lain: Pertama, faktor teknis operasional yaitu faktor keterlambatan yang disebabkan faktor kondisi bandara (di luar manajemen maskapai)seperti: bandara tidak dapat digunakan, keretakan landasan pacu, keterlambatan pengisian bahan bakar, dan terjadinya antrian pesawat yang akan take off maupun landing di bandara. Faktor tersebut menyumbang 32,75% atau sebanyak 24.216 penerbangan dari total keterlambatan penerbangan ke-15 maskapai pada periode tersebut.
Kedua, faktor non teknis operasional yaitu faktor keterlambatan penerbangan yang disebabkan karena manajemen maskapai seperti: keterlambatan kru pesawat, keterlambatan catering, keterlambatan karena menunggu penumpang yang akan check in, ketidaksiapan pesawat dan keterlambatanan penanganan di darat. Faktor tersebut menyumbang 49,63% atau sebanyak 36.702 penerbangan.
Ketiga, faktor cuaca dengan persentase 15,84% atau sebanyak 11.713 penerbangan, dan keempat, faktor lain-lain yaitu faktor keterlambatan penerbangan yang disebabkan di luar manajemen maskapai, teknis operasional, dan cuaca seperti: adanya kerusuhan atau demonstrasi di wilayah bandara. Faktor tersebut menyumbang 2,57% atau sebanyak 1902 penerbangan.
Sementara faktor yang menyebabkan terjadinya pembatalan penerbangan (cancel) antara lain: Pertama, faktor teknis operasional dengan persentase 0,50% atau sebanyak 370 penerbangan. Kedua, faktor non teknis operasional 2% atau sebanyak 1.481 penerbangan.
“Ketiga, faktor cuaca 7,74% atau sebanyak 5.726 penerbangan, dan keempat, faktor lain-lain 0,13% atau sebanyak 94 penerbangan,” tutupnya. [GP]
Berikut hasil evaluasi terkait jumlah penerbangan, OTP, Keterlambatan dan Pembatalan Penerbangan 15 Maskapai berjadwal dalam negeri selama 6 bulan, periode Juli s.d Desember 2015 :
No. | Maskapai | Jumlah Penerbangan | Tepat Waktu (OTP) | Keterlambatan (Delay) | Pembatalan (Cancel) |
1. | Batik Air | 25.617 | 23.366 (91,21%) | 1.871 (7,30%) | 380 (1,48%) |
2. | Nam Air | 9103 | 8.248 (90,61%) | 743 (8,16%) | 49 (0,54%) |
3. | Garuda Indonesia | 90.832 | 77.955 (85,82%) | 10.919 (12,02%) | 1.958 (2,16%) |
4. | Sriwijaya Air | 27.200 | 22.536 (82,85%) | 4.558 (16,76%) | 106 (0,39%) |
5. | Indonesia Air Asia Extra | 1.835 | 1.512 (82,40%) | 323 (17,60%) | 0 (0%) |
6. | Citilink | 30.598 | 24.560 (80,27%) | 5.709 (18,66%) | 329 (1,08%) |
7. | Indonesia Air Asia | 6.677 | 5.054 (75,69%) | 1.577 (23,62%) | 159 (2,39%) |
8. | Kalstar Aviation | 12.251 | 9.181 (74,89%) | 1.937 (15,81%) | 1.133 (9,25%) |
9. | Transnusa | 2.929 | 2.257 (77,06%) | 622 (21,24%) | 50 (1,71%) |
10. | Wings Air | 32.085 | 22.531 (70,22%) | 8.859 (27,61%) | 695 (2,17%) |
11. | Lion Air | 86.043 | 60.280 (70,06%) | 25.403 (29,52%) | 360 (0,42%) |
12. | Susi Air | 20.801 | 11.985 (57,62%) | 7.271 (34,96%) | 1.664 (8,00%) |
13. | Travel Express | 5.159 | 2.975 (57,67%) | 1.717 (33,28%) | 467 (9,05%) |
14. | Trigana Air | 5.212 | 2.510 (48,16%) | 2.384 (45,74%) | 318 (6,10%) |
15. | Aviastar Mandiri | 279 | 222 (79,57%) | 57 (20,43%) | 0 (0%) |
Total | 356.621 | 275.172 (77,16%) | 73.950 (20,74%) | 7.668 (2,15%) |
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara)