BENGKULU, PB - Satuan Kerja (Satker) Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi Bengkulu menyarankan kepada Pemerintah Kota untuk terus melakukan penataan terhadap kawasan penyangga wisata. Hal ini dibutuhkan agar dana kepariwisataan yang bersumber dari APBN dapat mengucur deras ke Kota Bengkulu.
Baca juga : Dipusatkan di Tempat Wisata, Penataan PKL Diawali dari Tapak Padri, Bengkulu Petakan Potensi Wisata 7 Pulau dan Pariwisata, Target Penataan Berikutnya
"Oleh pemerintah pusat sebenarnya Bengkulu ini sudah ditargetkan sebagai kota wisata. Hanya saja pusat masih menunggu pembangunan kawasan penyangga pada objek-objek yang kita miliki. Coba lihat di Benteng Malborough, Pantai Panjang, Mess Pemda dan Pantai Zakat, area sekelilingnya belum terkelola secara optimal," kata Kepala Satker PBL Provinsi Bengkulu, Arbani, baru-baru ini.
Namun bilamana kawasan penyangga tersebut dibangun, ia mengingatkan agar pembangunannya dapat direncanakan secara teliti dan mendalam. Dan setelah aset-aset tersebut terbangun, lanjutnya, Pemerintah Kota harus menyiapkan dana perawatan, pemeliharaan dan promosi yang dilakukan secara berkesinambungan.
"Jangan sampai pembangunannya asal-asalan. Misalnya pintu gerbang Pantai Panjang. Itu saya lihat nuansanya masih Bali. Harusnya bisa nuansa Bengkulu seperti tabot dan yang lain. Jadi kita punya identitas sendiri. Sehingga ketika kita ingin promosi enak. Kepada orang-orang kita bisa mengatakan bahwa sudah ada Bali kedua di Indonesia, yakni di Bengkulu. Jangan khawatirkan anggaran. Karena anggaran di pusat banyak," ujar Arbani.
"Contoh lain adalah pembangunan View Tower dan terowongan di dalamnya. Terowongan itu tidak terpakai kan akhirnya? Coba untuk bangun warung pedagang saja. Yakin lebih bermanfaat. Terus View Tower itu letaknya salah. Pusat pernah pada tahun 2013 mau mengucurkan dana Rp 17 miliar untuk View Tower itu tapi tidak jadi. Kenapa? Karena View Tower itu tempat yang strategis untuk sniper atau penembak jitu. Bagaimana kalau gedung daerah dipakai oleh Presiden atau orang penting lainnya untuk menginap? Tapi bukan gubernur yang salah disini melainkan arsiteknya," sambungnya.
Ia mengungkapkan, karena mempunyai wisata yang komplit, Bengkulu menjadi tempat yang paling strategis di Sumatera untuk menarik wisatawan, bukan hanya dari Indonesia, melainkan mancanegara. Namun menurutnya hal itu harus didukung dengan penataan yang kompehensif dan dinamis.
"Misalnya makam Sentot Alibasyah yang bisa menarik wisatawan Jawa dan Kompleks Permakaman Inggris yang bisa menarik wisatawan dari negara-negara persemakmuran mereka seperti Amerika, Kanada dan Australia. Pemakaman-pemakaman ini juga sudah layak untuk dibenahi agar bisa menjadi kawasan penyangga wisata," demikian Arbani. [RN]