BENGKULU, PB - Kerusuhan dan pembakaran di Rumah Tahanan (Rutan) Bengkulu menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Diketahui, musibah ini membuat sebanyak 252 orang tahanan dievakuasi ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bentiring. Satu orang dibawa ke Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu, satu orang dirawat di RS Bhayangkara karena diduga mengalami patah tulang dan lima orang meninggal dunia.
Baca juga : Wakil Wali Kota Kunjungi Rumah Korban Kebakaran Rutan Malabero
"Terkait dengan meninggalnya anak pertama saya, kita akan berkonsultasi terlebih dahulu apa yang akan dilakukan kedepannya. Korban tidak hanya anak saya sendiri. Musibah ini ada tentu ada penyebabnya, jadikan musibah ini pelajaran bagi instansi maupun pihak terkait. Cukup anak kami yang jadi korban," kata orang tua almarhum Agung Nugraha, Tario Masuji, dirumahnya di Kebun Ros Kota Bengkulu, Senin (28/3/2016).
Sementara Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menyatakan ikut prihatin dengan musibah yang terjadi di Rutan Malabero. Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan Kemenkumham, I Wayan Kusmiantha Dusak, mengatakan, kejadian ini menjadi pelajaran yang teramat berarti bagi pihaknya. “Kemenkumham menyayangkan kenapa bisa sampai ada korban. Tapi, namanya musibah kan diluar perkiraan kita," ujarnya sekaligus menyerahkan santunan berupa uang, bahan-bahan makanan dan mengembalikan barang-barang pribadi milik korban.
Dalam kesempatan itu Wakil Wali Kota Patriana Sosialinda yang ikut melayat dan menghibur keluarga korban mengatakan, kunjungan ini ditujukan untuk memberikan semangat kepada keluarga korban insiden Rutan Malabero. Menurutnya, ini merupakan ketentuan Allah yang harus disikapi dengan kesabaran.
"Bersama-sama kita jaga perasaan para keluarga yang tertimpa musibah. Hibur dan bersama-sama kita menjaga kekondusifan daerah kita. Sebagai hamba Allah, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Allah melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa," demikian Linda, sapaan akrabnya. [Zefpron Saputra]