JAKARTA, PB - Presiden Joko Widodo mengecam pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Pasalnya, batas toleransi masyarakat internasional terhadap keberlanjutan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina ini sudah lama berakhir.
"Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Israel harus segera menghentikan aktivitas dan kebijakan ilegalnya di wilayah pendudukan," kata Jokowi membuka Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Senin (7/3/2016).
Baca juga: KTT OKI, Kemerdekaan Palestina Dibahas
Indonesia dan Dunia Islam, kata Jokowi, siap melakukan langkah-langkah konkrit untuk terus mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina dan menghentikan kesewenang-wenangan di Al-Quds Al-Sharif. Untuk mencapai tersebut, dunia Islam membutuhkan dukungan dari PBB sesuai dengan peran dan tanggungjawabnya.
"Dunia Islam kembali menyerukan agar proses perdamaian jangan ditunda-tunda lagi untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina melalui “Solusi Dua Negara” (Two-State Solution)," tukas Jokowi.
Jokowi menilai perkembangan situasi politik dan keamanan global dewasa ini tidak boleh menggeser perhatian masyarakat internasional pada persoalan Palestina. "Kita dan dunia prihatin dengan memburuknya situasi di Palestina sekarang. Banyak kebijakan sepihak dan ilegal, serta hukuman kolektif Israel semakin menyulitkan rakyat Palestina. Akses Umat Islam ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem juga dibatasi," ungkapnya.
Untuk itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyerukan agar masyarakat internasional bersatu bagi perjuangan Palestina. "Situasi tersebut harus bersama-sama kita hadapi. Kita harus bersatu, Palestina harus bersatu," seru Jokowi.
Secara khusus, dia juga meminta agar negara-negara OKI menjadi bagian dari solusi dari masalah yang terjadi di Palestina. Sebab, Jokowi menilai OKI dibentuk karena adanya kebutuhan mendukung perjuangan Palestina. Untuk itu, sesuai dengan tema KTT United For A Just Solution, OKI harus menjadi bagian dari solusi.
"Apabila OKI tidak bisa menjadi bagian dari solusi Palestina, maka keberadaan OKI menjadi tidak relevan lagi. Sekali lagi menjadi tidak relevan lagi," tegasnya.
Jokowi pun mengingatkan, pertemuan Informal Gathering on Strengthening Solidarity and Cooperation in the Islamic World yang diselenggarakan di sela-sela Peringatan Konferensi Asia-Afrika di Jakarta, bulan April 2015 lalu, telah menyepakati bahwa isu Palestina merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh dunia Islam saat ini.
"KTT ini merupakan momentum penting bagi Dunia Islam merespon situasi yang dihadapi rakyat dan bangsa Palestina dewasa ini dengan langkah konkrit, dengan langkah konkrit," kata dia. [GP]