Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Orcar Primadi mengatakan pemerintah sebenarnya menargetkan cakupan PIN Polio sebesar 95%. Karena itu, ia bersyukur atas capaian PIN Polio 2016 kali ini.
"Alhamdulillah jutaan Balita di Indonesia telah diimunisasi polio, mereka aset bangsa yang sehat dan cerdas," ujarnya, di Kantor Kemenkers Jakarta, Rabu (16/3/2016).
Dia melanjutkan hingga saat ini rekapitulasi data masih berlangsung. Hasil akhir akan dapat diketahui setelah Provinsi Bali selesai melaksanakan PIN. Pasalnya, Bali baru memulai PIN Polio setelah tertunda karena perayaan hari raya Nyepi beberapa waktu lalu.
"PIN Polio ini bertujuan untuk memperkuat imunisasi rutin dan menutup kesenjangan imunitas akibat masih adanya daerah-daerah kantong dengan cakupan imunisasi rutin yang rendah. Sehingga, Indonesia dapat mempertahankan status Bebas Polio dan berkontribusi dalam mewujudkan Dunia Bebas Polio Tahun 2020," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Amin Kurnia mengakui masih ada balita di Bengkulu yang belum mendapatkan vaksin. Karena itu, Dinkes akan melakukan jemput bola bagi mereka yang belum melaksanakan imunisasi ini.
"Kita jemput bola mendatangi bayi-bayi yang belum sempat imunisasi," kata dia.
Dia menegaskan partisipasi PIN terendah terjadi di Kota Bengkulu, baru mencapai 70 persen dari target. Sementara 9 kabupaten lainnya terpenuhi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Bahkan di Kabupaten Seluma misalnya, sudah melebihi target 100%.
"Mungkin karena kesibukan masyarakat kota beda dengan di desa jadi orangtuanya belum sempat mengantar anak imunisasi," jelasnya.
Sekedar informasi, sasaran PIN Polio 2016 di Provinsi Bengkulu mencapai 183 ribu bayi dengan target realisasi 95 persen. Baca juga: PIN Polio Dimulai, 23,7 Juta Anak Divaksin dan Dialokasikan Rp 3 Miliar, 8 Maret PIN Polio Serentak Digelar [GP]
