BENGKULU, PB - Aksi pembakaran rumah tahanan negara (Rutan) Malabero berawal dari razia yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dan Polda Bengkulu. Hal ini berawal dari BNN yang mendapatkan informasi adanya sabu yang disimpan di dalam lemang di rutan tersebut.
(Baca juga: Dirjen Pas Janji Perketat LP dan Olah TKP Rutan Malabero, Ditemukan Alat Pemotong Besi)
Dijelaskan Kepala BNNP Bengkulu Kombes Budiharso, awalnya BNN menangkap salah seorang tersangka di luar Rutan. Dari tersangka inilah didapati keterangan adanya tahanan rutan yang terlibat menggunakan narkoba jenis sabu.
"Dari tersangka yang kami tangkap mengarahnya ke salah satu narapidana di Rutan. Akhirnya anggota BNN dengan Polda berkoordinasi dengan pihak Kemenkumham, Kepala Rutan setelah itu mengambil narapidana di rutan dan mengamankan itu," jelasnya.
Tersangka yang berada di dalam Rutan tersebut berhasil diamankan. Namun, solidaritas negatif dari tahanan lainnya malah muncul dan berujung pada aksi pembakaran. BNN mendapatkan Lemang berisi sabu dari penelusuran TKP di Muko-muko yang dibuka bersama tersangka.
"Dari tersangka yang di dalam belum dapat, karena saat itu terjadi keributan sampai kebakaran. Cuma dari tersangka yang di luar ada barang bukti sabu yang dimasukkan ke dalam makanan namanya lemang," ungkapnya.
(Lihat juga: Rutan Malabero, Bangunan Belanda Yang Sudah Rapuh)
Untuk diketahui, kebakaran berawal dari perlawanan tahanan saat dilakukan razia/penggeledahan oleh BNNP Bengkulu pada Jumat malam (25/3/2016) sekitar pukul 20.30 WIB. Perlawanan yang dilakukan yakni dengan menjebol pintu hunian dan membakar blok tahanan.
Akibat kejadian itu pihak Rutan kemudian berkoordinasi dengan Kepolisian dan pemadam kebakaran. Situasi mulai terkendali sekitar pukul 22.45 WIB. Petugas kemudian melakukan evakuasi tahanan ke LP kelas 2A Bentiring.
Adapun jumlah tahanan yang berada di Rutan tersebut sebanyak 259 orang. Kebakaran yang terjadi menyebabkan 5 orang meninggal dunia di kamar blok 7A, dan satu orang dirawat dirumah sakit dan satu orang di bon BNNP dan sisanya dievakuasi ke LP Bentiring. [IC]