Baca juga: Jalan Kaki Keliling Indonesia Menuntut Keadilan
Aksi jalan kaki yang ditempuhnya kali ini sejauh 8.514 Kilometer, dari Aceh sampai Papua. Ini merupakan aksi perjalanannya yang ke 6 kali, setelah melakukan aksi Malang - Jakarta, dan Malang - Mekkah. Melalui aksi ini, ia berharap penguasa negeri ini dapat membuka matanya.
Di setiap aksi jalan kakinya ia selalu membawa dokumentasi, surat-menyurat, pakaian secukupnya dan sebuah surat wasiat. Dalam surat wasiatnya, ia berharap bila wafat ditengah jalan maka jenasahnya langsung di bawah ke hadapan Presiden RI, Joko Widodo.
"Perjalanan Keliling indonesia ini sebagai sarana mencari keadilan bagi anak saya. Jika saya mati tolong penuhi isi dari surat wasiat saya," kata Indra Azwan saat dijumpai di kantor Gurbenur Bengkulu dalam rangka silaturrahmi dan pengumpulan tanda tangan Kepala Daerah Kamis (24/3/2016).
Berikut ini petikan surat wasiatnya:
"Malang, 7 Februari 2011. Kepada keluarga dan anak istriku tercinta. Dengan coretan surat ini saya Indra Azwan mewasiatkan kepada keluarga, anak istriku yang tercinta. Andaikata terjadi sesuatu dalam menjalankan aksi untuk mencari keadilan, diluar kewajaran (Mati tidak wajar) atau di bunuh. Tolong mayat (Jenazah saya) diantar ke Istana. Serahkan mayat saya ke Istana (Presiden). Jangan dimandikan atau dikafani."
Demikian surat wasiat ini saya buat dan berlaku mulai pembuatan surat wasiat ini sampai dengan waktu tak terbatas.
Wasalam. Indra Azwan.
NB: Kalau tidak keberatan, kuasa hukum saya dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta turut mengiringi penyerahan jenazah saya ke Istana.
"Yang saya bawa ini hanya salinan, surat wasiat yang asli ada di LBH Jakarta," tutup Indra. [Zefpron Saputra]