BENGKULU, PB - Pihak kepolisian terus berburu dengan waktu untuk mengungkap peristiwa pembakaran Rutan Malabero yang terjadi pada pukul 21.05 WIB, Jumat (25/03/2016) malam lalu. Pihak kepolisian tengah mengintensifkan pemeriksaan 30 orang saksi pasca kerusuhan yang berujung pembakaran tersebut.
Saat ini, Polres Kota Bengkulu telah menetapkan 17 tersangka dalam kasus pembakaran yang menelan korban lima orang tahanan Rutan Maleboro Bengkulu tersebut. Dari 17 tersangka tersebut, polisi menetapkan tiga pelaku utama yang diduga sebagai provokator (Ek) dan pelaku pembakaran Rutan Malabero inisial Nt dan Mi.
Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol M Ghufon mengatakan, penetapan tersangka pembakaran dilakukan setelah melakukan pemeriksaan terhadap 30 saksi. (Baca juga: Geledah LP Malabero, BNN: Ada Sabu di Dalam Lemang)
"Dari hasil pemeriksaan 30 saksi, kita sudah menetapkan 17, sebagai tersangka. Tidak kemungkinan tersangka akan bertambah,” ujar Ghufron, Senin (28/3/2016).
Ia juga mengatakan, dari 17 tersangka itu, tiap-tiap tersangka memiliki peran masing-masing. Sementara untuk hasil dari Tim Labfor hasilnya belum bisa disampaikan. Baca juga: Dirjen Pas Janji Perketat LP
“Hasil dari Tim Labfor sampai saat ini belum keluar, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan segera kita sampaikan,” tutupnya. Baca juga: Pasca Kebakaran, Fokus Tangani Psikologi [Siregar]
Berikut ini kronologis kejadian pembakaran Rutan Malabero:
JUMAT (25/3/2016), PUKUL 20.00 WIB
Kepala Rutan Malabero mendapatkan informasi dari BNNP Bengkulu akan masuk ke Rutan mengambil Edison Irawan alias Aseng. Kepala Rutan bersama empat sipir mulai mengatur strategi agar saat pengambilan Aseng, tidak terjadi keributan.
PUKUL 20.15 WIB
Anggota BNNP dan Dit Narkoba Polda Bengkulu datang, petugas keamanan Rutan mendahului masuk kedalam kamar 4A Blok A tempat Aseng ditahan, disusul satu sipir membawa kunci. Sipir memberi kode kalau pintu kamar 4A sudah dibuka, petugas BNNP masuk mengambil Aseng. Saat itulah tiba-tiba suara sorakan dari ratusan tahanan dikamar lainnya. Petugas membawa Aseng keluar kamar tahanan, suara teriakan semakin kencang, dan mulai ada yang melempar benda dari dalam kamar tahanan (sel) yang semua pintunya masih terkunci.
PUKUL 20.25 WIB
Setelah seluruh petugas keluar, tiga pintu rutan ditutup rapat. Terdengar dari luar suara tahanan mengamuk mendobrak pintu-pintu sel.
PUKUL 20.30 WIB
Kamar nomor 4A sudah jebol dan 15 tahanan dikamar, menyusul kamar-kamar lainnya di blok A, kecuali kamar 7A.
PUKUL 20.40 WIB
Bantuan pertama datang, satu truk polisi dari Mapolres Bengkulu,mulai mengepung rutan mengantisipasi ada tahanan yang berhasil memanjat tembok, kabur dari dalam rutan tak lama kemudian muncul kepulan asap dari ujung blok A. Selang beberapa menit kemudian mulai terlihat api yang seketika membumbung tinggi.
PUKUL 21.20 WIB
Tahanan mulai berusaha melarikan diri kabur dari dalam rutan, dengan cara memanjat atap rutan hingga ke lantai dua ruang administrasi yang berbatasan langsung dengan jalan raya.
PUKUL 21.20 WIB
Bantuan kedua dari Dit Sabara, Intel, Dit Reskrim Polda Bengkulu termasuk satu kompi Brimob dan satu kompi TNI tiba ke Rutan Malabero. Aparat mengepung rutan sambil melepaskan rentetan tembakan ke udara.
PUKUL 21.25 WIB
Evakuasi tahanan mulai dilakukan petugas di tengah kobaran api. Satu persatu tahanan dikeluarkan dari dalam rutan.
PUKUL 23.00 WIB
Proses evakuasi tahanan selesai, selanjutnya 253 tahanan menggunakan tujuh mobil dibawa ke lapas Bentiring Kota Bengkulu, yang berjarak sekitar 10 Km, dari Rutan Malabero.
PUKUL 23.10 WIB
Kondisi rutan mulai kondusif, api juga mulai redup seluruh kamar tahanan (total 33 sel) yakni 17 sel blok A, 14 sel blok B, dan 3 sel khusus tahanan wanita ludes dilalap api, 10 unit mobil PBK dan 2 mobil Water Canon polisi terus menyemprotkan air ke dalam rutan.
PUKUL 01.00 WIB
Saat api betul-betul padam penyisiran yang dilakukan polisi menemukan 5 jenazah, semuanya di kamar mandi sel No 7 A, satu jenazah utuh karena terendam dalam bak kamar mandi.