BENGKULU, PB - Kesejahteraan petani Bengkulu terus merosot turun. Hal ini nampak data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu. Dimana Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bengkulu pada Februari 2016 tercatat sebesar 92,03.
"Angka itu lebih rendah bila dibandingkan Januari 2016 yang tercatat sebesar 92,09 atau turun sebesar 0,07%," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Aden Gultom, dalam rilis resminya, dikutip Sabtu (5/3/2016).
Baca juga: Daya Beli Petani Turun dan Nilai Tukar Petani Turun Lagi
Untuk diketahui, NTP ini adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dan merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani. Penurunan NTP ini disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian yang diterima petani tidak mengalami perubahan sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan.
"Indeks harga yang diterima petani tidak mengalami perubahan yaitu dari 112,63 pada Januari maupun pada Februari 2016. Sementara indeks harga yang dibayar petani berupa barang dan jasa baik untuk dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian naik sebesar 0,07% yaitu dari 122,30 pada Januari 2016 menjadi 122,39 pada Februari 2016," papar Aden.
Lebih lanjut, Aden merinci, subsektor tanaman pangan (NTPP) naik 0,32% menjadi 100,71. Selanjutnya NTP subsektor hortikultura (NTPH) naik 1,43% menjadi 105,05, NTP subsektor perikanan/nelayan (NTN) 97,02 atau naik 0,49%, NTP subsektor perikanan budidaya (NTNB) 95,61 (naik 0,87%.
Selain subsektor tersebut mengalami penurunan. Misalnya, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) sebesar 78,63 atau turun 0,99%, NTP subsektor peternakan (NTPT) 108,93 (turun 0,04%) dan NTP subsektor perikanan tangkap (NTNT) 100,80 (turun 0,43%).
Sementara itu, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) Februari 2016 tercatat 100,55. Angka ini juga mengalami penurunan sebesar 0,38 % bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yang tercatat sebesar 100,94. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani tidak mengalami perubahan.
"Sedangkan indeks yang dibayarkan petani untuk biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,39%," imbuhnya.
Penurunan nilai tukar usaha pertanian (NTUP), terjadi pada subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan dan subsektor perikanan tangkap. Perubahan NTUP masing-masing subsektor sebagai berikut: tanaman pangan (-0,12%), hortikultura (1,35%), tanaman perkebunan rakyat (-1,37%), peternakan (-0,19%), perikanan (0,14 %), perikanan budidaya (0,42 %) dan perikanan tangkap (-0,58 %).
Pada bulan Februari 2016, terjadi deflasi daerah perdesaan sebesar - 0,002 %. Hal ini karena terjadi penurunan indeks pada beberapa kelompok. Perubahan indeks pada masing-masing kelompok sebagai berikut: bahan makanan (-0,30 %), makanan jadi (0,74 %), perumahan (-0,19 %), sandang (0,10 %), kesehatan (0,34 %), pendidikan rekreasi & olahraga (0,52 %) dan transportasi & komunikasi (-0,20 %). [IC]