BENGKULU, PB - Nahas dialami Angga (16). Siswa kelas X SMKN 4 Kota Bengkulu ini menjadi korban gas elpiji bocor. Sekujur tubuh putra dari Kamit dan Yuyun ini mengalami luka bakar.
Saat ini, Angga dirawat di RSMY. Namun, kedua orangtuanya kebingungan dengan biaya rumah sakit. Pasalnya, kedua orangtua Angga yang bekerja sebagai penjual tahu tempe kaki lima di pasar Minggu ini tidak memiliki uang untuk membiayai admistrasi rumah sakit dan obat Angga.
"Saya dan bapaknya Angga ini cuma jualan tahu tempe di kaki lima, jadi gak sanggup bayar rumah sakit. Belum lagi saya gak bisa jualan karna merawat Angga." ujar Yuni (36) dengan wajah sedih ketika di temui di ruang Seruni khusus luka bakar RSMY Bengkulu, Selasa (8/3/2016).
Sampai saat ini pihak Pertamina belum memberikan bantuan untuk meringankan beban korban tabung gas elpiji yang disubsidi pemerintah meski sudah diberitakan di beberapa media.
"Saya sangat berharap ada bantuan dari pihak atas. Ya pertamina, dewan, dan pemerintah. Karna kami juga ga ada BPJS jadi sekarang saya dan suami cuma modal nekat saja masuk ke RS ini. Urusan biaya belum tahu bagaimana kami ga tahu lagi harus minta bantuan ke siapa," keluh Yuni pada Pedoman Bengkulu.
Perlu diketahui kejadian ini dialami sulung dari empat saudara ini pada Kamis (3/3) di rumahnya yang berlokasi di Kebun Geran. Diceritakan oleh Yuni, gas elpiji tersebut bocor lalu dimasukkan ke dalam bak mandi. Sayangnya di bagian belakang rumah ada api yang menyala dan Angga dengan tubuh yang sudah bau gas berjalan ke belakang rumah. Lalu api langsung menyambar tubuh Angga.
Akibat dari ledakan tersebut, Angga mengalami luka bakar serius di seluruh tubuh termasuk bagian wajah. [Valentina/Siregar]