BENGKULU, PB - Pasca terbakarnya Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malabero, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) akan lebih fokus untuk mengembalikan kondisi psikologis para petugas pemasyarakatan dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sebab, kedua pihak ini pasti saat ini mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Baca juga: Anggaran Renovasi Rutan Belum Diketahui
"Kita fokus kepada mengembalikan kondisi (psikologis), baik WBP maupun petugas kita dengan keadaan chaos ini. Karena dua-duanya sama, WBP juga trauma, petugas lebih trauma lagi," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan Kemenkumham, I Wayan Kusmiantha Dusak.
Terlebih lagi, insiden tersebut berujung pada 5 tahanan meninggal dunia. Dusak mengatakan "Kita menyayangkan kenapa bisa sampai ada korban. Tapi, namanya musibah kan diluar perkiraan kita tadi."
Baca juga: Lima Tahanan Tewas di Lapas Malabero
Hal yang sama disampaikan Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Sependapat dengan Dusak, ia minta agar para petugas pemasyarakatan dan WBP tidak tertekan psikologisnya akibat kejadian tersebut.
"Saya harap pendekatan yang humanis, termasuk kepada pihak keluarga (korban)," kata Rohidin Mersyah.
Dia pun menyerahkan sepenuhnya kepada Kemenkumham untuk melakukan investigasi di tempat kejadian perkara. Pun demikian, ia menegaskan pihaknya siap untuk memberikan bantuan apabila dibutuhkan.
"Investigasi sepenuhnya diserahkan kepada Kemenkumham, termasuk aset-aset. Kalau diperlukan, Pemerintah Bengkulu siap membantu. Mudah-mudahan dapat segera dilakukan investigasi, kemudian nanti membuat road map baru bagaimana kita penanganan pasca bencana," jelasnya.
Lihat juga: Olah TKP Rutan Malabero, Ditemukan Alat Pemotong Besi
Seperti diketahui bahwa sebelumnya telah terjadi kerusuhan dan pembakaran di Rutan Kelas IIB Bengkulu pada Jumat (25/3/2016) malam. Dalam musibah tersebut sebanyak 252 orang tahanan dievakuasi ke Lapas Kelas IIA Bengkulu di Bentiring, satu orang dibawa BNNP Bengkulu, satu orang dirawat di RS. Bhayangkara Bengkulu karena diduga mengalami patah tulang, dan lima orang meninggal dunia. [IC]