BENGKULU, PB - Kesemarakan Festival Bengkulu Tempo Dulu kembali berlanjut di Kampung Tionghoa, Sabtu (13/3/2016) malam. Diiringi dengan ratusan lampion yang terpasang diseluruh bangunan Kampung Tionghoa, berbagai etnis dan suku yang ada di Kota Bengkulu mempertontonkan penampilan-penampilan seni budaya mereka yang indah dan luhur.Baca juga : Beragam Etnis dan Suku Menyatu di Festival Bengkulu Tempo Dulu, Bengkulu Tempo Doloe Dijadikan Festival Tahunan dan Festival Durian Mengenalkan Bengkulu
Ribuan warga Kota Bengkulu memadati acara yang baru pertama kali ini digelar ini. Sejumlah tokoh dan pejabat penting dari berbagai daerah ikut hadir seperti Wakil Ketua DPRD Provinsi Edison Simbolon, Wakil Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, Wakil Bupati Seluma Suparto, serta jajaran FPKD Provinsi, Kota dan Kabupaten.
"Festival Bengkulu Tempo Dulu ini adalah wujud sumbangsih kita untuk kota tercinta ini. Dulu disini adalah pusat ekonomi, lantas bergerak seperti kota mati. Kami ingin kembali membangun kawasan ini. Karena disinilah objek-objek wisata paling cantik yang kita punya," kata Wakil Wali Kota Bengkulu Patriana Sosialinda.
Dengan kerjasama antara semua pihak, lanjutnya, ia yakin tempat ini mampu menjadi tempat wisata yang dapat dibanggakan oleh generasi-generasi lanjut di Bengkulu. Dengan bersemangatnya sektor pariwisata di Kota Bengkulu, Patriana Sosialinda yakin bahwa ekonomi tanah kelahiran Fatmawati ini dapat tumbuh dan maju.
"Kita akan dorong kawasan ini sebagaimana Kota Tua di Jakarta. Semoga dengan ini ekonomi kita bisa tumbuh. Tunjukkan kepada generasi kita bahwa kita kaya. Kaya akan wisata, kaya akan budaya, kuliner dan lain sebagainya. Semua harus bersatu padu, baik swasta, pemerintah, masyarakat, tokoh masyarakat, semua harus kompak. Dengan demikian orang pasti akan memiliki selera tinggi untuk datang ke sini," lanjutnya.
Sekretaris Paguyuban Sosial Marga Tionghoa di Bengkulu, Darman, memberikan apresiasi yang besar atas daya dan upaya Pemerintah Kota untuk menghidupkan kawasan wisata di Kampung Tionghoa. Menurut dia, adanya acara seperti telah dirindukan oleh warga Tionghoa di Bengkulu sejak puluhan tahun yang lalu.
"Kami warga Tionghoa disini tidak pernah merasakan ini. Belum pernah kami lihat yang seperti ini sebelumnya. Saya yakin orang Bengkulu juga belum pernah lihat ini. Kami harapkan acara seperti ini rutin diadakan. Kami juga berharap agar bangunan disini bisa diremajakan tanpa mengubah bentuknya yang asli," ungkapnya.
"Kalau disini dijadikan sebagai pusat wisata, pesonanya luar biasa. Apalagi banyak objek pendukung disini. Bengkulu ini hanya bisa mengandalkan wisata. Mari kita bangun itu. Kita akan senantiasa mendukung," demikian Darman.
Acara berlangsung hingga sekira pukul 23.30 WIB. Selain atraksi barongsai dan tari-tarian bersejarah dari Tionghoa, ikut ditampilkan tari-tarian dari suku Minang, Batak, Madura, Bali dan seluruh suku yang ada di Kota Bengkulu. [RN/BIS]
