BENGKULU, PB - Untuk meningkatkan nilai produktifitas petani Bengkulu, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Bengkulu mencanangkan program perkebunan berkelanjutan yang disasar hingga ke desa-desa. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan.
Baca juga: Karet Turun, Solusinya Tumpang Sari dan Trend Terus Naik, Harga Sawit tembus Rp 1.200
Pria kelahiran Manna, 52 tahun silam itu juga mengatakan pemerintah sedang menyiapkan program pengadaan tanaman seluas 150 Hektar yang bersumber dari pendanaan APBN dan APBD, yang tersebar ditiap-tiap Kabupaten/Kota yang ada di Bengkulu. Hal ini ditempuh pemerintah untuk mendorong pengembangan aktifitas ekonomi dan komoditas perkebunan.
“Kita akan terus dorong penanaman karet dan sawit, tetapi yang paling penting jangan berhenti sampai disitu. Kita juga akan mencari cara agar harga karet dan sawit di Provinsi Bengkulu tetap stabil dan ini akan membuat kehidupan petani di Provinsi Bengkulu akan menjadi makmur dan sejahtera," tuturnya.
Ia mengatakan bila program tersebut dilakukan dalam rangka pengentasan kemiskinan didaerah tertinggal, khususnya daerah pedalaman. Peningkatan produktivitas pertanian tersebut akan terus digalakkan dengan cara membangun jalan perkebunan serta membuka lahan perkebunan didaerah-daerah pedalaman yang infrastrukturnya belum memadai.
"Kita akan terus memantau dan membangun infrastruktur untuk meningkatkan hasil perkebunan petani di desa-desa pedalaman yang ada di Kabupaten/Kota Bengkulu ini agar nantinya kehidupan petani akan lebih makmur dan sejahtera," ujar Ricky, Jumat (11/3/2016).
Baca juga: Ekspor Bukan Lewat Pulau Baai, Sebabkan Harga Sawit Lebih Murah dan Kesejahteraan Petani Sawit Perlu Ditingkatkan.
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu bahwa total ekspor Provinsi Bengkulu pada November 2015 mencapai nilai USD9,7233 juta. Dibandingkan dengan bulan Oktober 2015, nilai ekspor ini mengalami penurunan sebesar 25,17% atau sebesar USD12,9934 juta. Sedangkan komoditas yang diekspor dari Pelabuhan Pulau Baai pada pada bulan November 2015 cangkang sawit baru mencapai USD 0,2050 juta dan karet sebesar USD0,0470 juta. [Siregar]