BENGKULU, PB - Bengkulu merupakan zona merah bencana atau hampir seluruh wilayahnya berpotensi terkena bencana alam. Namun Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu tidak memadai untuk menangani bencana-bencana ini. Karenanya, BPBD menggandeng beragam instansi. (Baca: Bengkulu Zona Merah Bencana)
Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Husni Mahyudin mengatakan pihaknya selalu berupaya untuk melakukan antisipasi dan penanggulangan bencana kendati memiliki banyak kekurangan. Salah satunya bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta dalam mensosialisasikan pengurangan resiko bencana kepada masyarakat melalui kerjasama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
"Pada tahun lalu BPBD telah bekerjasama dengan 1500 mahasiswa KKN tematik untuk mensosialisasikan pengurangan resiko bencana kepada masyarakat. Mahasiswa sebelum mulai melaksanakan KKN tematik diberi pelatihan tentang mitigasi bencana yang nantinya akan disampaikan oleh mahasiswa KKN kepada masyarakat tempat KKN," kata Husni.
Langkah BPBD ini diapresiasi oleh sejumlah Anggota Komisi VIII DPR RI. Politisi PPP Muchlis misalnya, menyarankan agar BPBD juga menjalin kerjasama dengan pondok pesantren yang ada di Bengkulu dalam mensosialisasikan resiko pengurangan bencana kepada masyarakat di Bengkulu.
"Saya rasa para kyai Pondok Pesantren bisa mengerahkan santrinya dalam mensosialisasikan pengurangan resiko bencana dan mengantisipasi bencana kepada masyarakat," kata dia.
Sementara anggota Komisi VIII lainnya, Endang, menyampaikan tugas penanggulangan bencana ini memang bukan semata tugas pemerintah saja. Namun semua pihak termasuk masyarakat dan lembaga usaha juga harus berperan aktif. (Lihat juga: Lembaga Usaha Diminta Ikut Kurangi Risiko Bencana)
"Bencana merupakan kehendak Tuhan dan kita harus mencegah serta mengantisipasinya," ungkapnya. [IC]