BENGKULU, PB - Penyebarluasan informasi terkait upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat dibarengi dengan kesadaran perkembangan teknologi dan mampu merangkul generasi muda. Media sosial dinilai sebagai sarana yang paling efektif dan efisien dalam penyebaran informasi bencana, terlebih lagi Indonesia merupakan negara pengguna twitter terbanyak ke 3 di dunia.
Baca juga: Soal Mitigasi Bencana, Pemprov Siap Bantu Pengusaha dan Dana CSR Untuk Mitigasi Bencana
Hal tersebut mengemuka dalam acara lokakarya bertemakan Merumuskan Peran dan Partisipasi Lembaga Usaha Dalam Pengurangan Risiko Bencana yang diadakan di Hotel Horizon, Kota Bengkulu. Hadir sebagai narasumber Ali Akbar (37), menyampaikan pentingnya penggunaan twitter sebagai sarana untuk mengurangi risiko bancana.
"Mengoptimalkan media sosial untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) menjadi solusi alternatif saat ini," kata Ali Akbar (37) pemilik akun @TanpaInternet saat penyampaian materi Sharing Optimasi Twitter oleh DisasterDotCo optimasi twitter untuk PRB, Senin (7/3/2016).
Lebih Lanjut Ali mengatakan perlunya pendidikan media sosial, sebab saat ngetwit mempunyai cara tersendiri yang bisa disampaikan dengan lebih cerdas. Optimasi twitter atau jejaring sosial sangatlah penting karena menjadi tren kehidupan saat ini.
"Penting sekali penyebaran informasi melalui twitter karena pengguna twitter di Indonesia cukup banyak. Menyebar informasi melalui twitter paling efektif daripada channel jejaring sosial yang lain. Itulah tujuan diadakan acara ini kita harap teman-teman di Bengkulu mulai cerdas ngetwittnya. Mulai banyak konten-konten tentang kebencanaan yang diangkat," ungkap penulis buku Welcome to Twitterland itu.
Harapannya kepada puluhan peserta perwakilan relawan bencana yang menghadiri acara tersebut, kegiatan ini dapat berkelanjutan. Lebih banyak orang yang belajar menggunakan twitter tentu lebih bagus.
Saat ditanya kesiapan Ali untuk mendukung PRB ia berkomentar, selama kegiatan ini masih bagus dan masih memberi manfaat saya akan tetap dukung. "Bengkulu masih minim yang ngetwitt, belum banyak akun yang serius menggunakan media sosial untuk penyebaran informasi padahal sangat penting untuk diketahui masyarakat Bengkulu," tutupnya. [Zefpron Saputra]