[caption id="attachment_16654" align="alignleft" width="300"] Sejumlah warga saat menyaksikan gerhana matahari dari halaman Masjid At-Taqwa Kelurahan Anggut Atas[/caption]
BENGKULU, PB - Nyepi tahun 2016 di Kota Bengkulu tergolong istimewa. Sebab, bukan hanya umat Hindu Kota Bengkulu yang melakukan nyepi, namun alam raya ikut menyepi sejenak karena adanya fenomena gerhana matahari. Umat Islam pun merayakannya dengan shalat gerhana sebagaimana yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bengkulu di Masjid At-Taqwa Kelurahan Anggut Atas, Rabu (9/3/2016).
Baca juga : Bengkulu Titik Nol Gerhana Matahari, Gerhana Matahari, Kota Bengkulu Bermuhasabah dan Ini Dampak Gerhana Matahari Total Pada Bumi
Dalam kepercayaan umat Hindu, Nyepi adalah waktu untuk bersikap sunyi, senyap, tanpa kegiatan. Tujuan melakukan itu adalah untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sanghyang Widhi Wasa untuk menyucikan Bhuana Alit atau alam manusia yang kerdil dan Bhuana Agung atau alam semesta yang luas tak berbatas.
"Sementara gerhana ini memiliki arti bahwa kita manusia kalau tidak mengikuti perintah Allah, maka sangat kecil arti hidup kita ini dihadapan Allah. Makanya kita dianjurkan untuk senantiasa bertawakal," kata Sekretaris Daerah (Sesda) Kota Bengkulu, Marjon.
Dengan dua momentum itu, Marjon mengimbau kepada warga Kota Bengkulu untuk menyadari betapa kecilnya kekuasaan yang manusia miliki dihadapan Allah. Karenanya ia berharap agar warga Kota Bengkulu untuk terus menerus memperbaiki diri sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan jalan hidup yang dianjurkan oleh Allah.
"Kita harus menyadari arti diri kita dihadapan Allah bahwa kita adalah makhluk yang lemah, makhluk yang kecil, makhluk yang tak luput dari kekurangan. Mari semua itu kita evaluasi dan kita perbaiki pada tahun 2016 ini," paparnya.
Usai shalat gerhana ini, sambung Marjon, segenap jajaran pimpinan Kota Bengkulu mengosongkan aktifitasnya demi menghormati belasa ribu umat Hindu yang merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938.
Sebelumnya, Ketua Adat Banjar Santhi Muara Dipa Kota Bengkulu, I Wayan Dharmayana, melalui jurnalis mengimbau umat Hindu untuk fokus dalam merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938.
Perayaan ini diperingati dengan cara melakukan puasa atau penyepian yakni tidak menyalakan lampu atau api, tidak bepergian, tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura dan tidak bekerja atau melakukan kegiatan. [RN]