BENGKULU, PB - Gubernur Ridwan Mukti mengakui Provinsi Bengkulu adalah provinsi yang paling tertinggal di bagian barat. Menurut Ridwan Mukti, ketertinggalan daerah ini semata-mata tidak bisa disalahkan kepada Bengkulu sendiri. Namun, pemerintah pusat dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga harusnya ikut berperan.
"Kalau Bappenas mengatakan tidak ada kemajuan di provinsi Bengkulu, saya bisa sambil berseloroh mengatakan Bappenas ikut terlibat salah rancang dengan Provinsi Bengkulu," kata Ridwan Mukti saat membuka Musrembang Provinsi Bengkulu, Rabu (13/4/2016).
(Baca juga: Perencanaan Pembangunan Harus Berbasis Teknologi)
Penyataan tersebut disampaikan Ridwan menanggapi statemen Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas, Basah Hernowo, yang mengatakan Bengkulu jauh tertinggal dibanding daerah-daerah lainnya.
Ridwan beralasan Bengkulu sangat butuh bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat dalam hal pembangunan daerah ini. Sebab, banyak program-program pemberdayaan masyarakat macet karena infrastruktur provinsi ini masih sangat minim dibanding daerah lainnya.
"Kami siap untuk diperintah oleh Bappenas. Yang paling penting bagaimana caranya Bappenas mampu juga untuk mendukung Bengkulu menjadi hub (pusat) dari 5 provinsi yang ada di bagian selatan ini," jelas Ridwan.
Mantan Bupati Musirawas ini menilai, selama ini pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat tidak menguntungkan Bengkulu. Sebab, pemerintah hanya menggenjot pembangunan di lintas tengah dan lintas timur Sumatera. Sementara lintas barat tidak dijadikan jalur pelintasan logistik nasional jalur pelintasan pelayaran nasional.
"Oleh karena itu kedepan kami akan berupaya menjelaskan kepada pusat, khususnya melalui Bappenas supaya orientasi pembangunan Sumatera diarahkan pada pesisir barat sumatera," kata Ridwan.
Buka Akses
Menurut Ridwan, pembangunan yang tidak menguntungkan tersebut berujung pada terilsolasinya tanah kelahiran Fatmawati ini. Karena itu, ia pun berencana akan membuka akses agar Bengkulu keluar dari isolasi tersebut.
Setidaknya ada 5 akses yang akan diprogramkan oleh Ridwan Mukti. Pertama akses menuju Sumatera Selatan. Saat ini, Bengkulu hanya memiliki 3 akses ke provinsi penghasil pempek ini. Diantaranya melalui Rejang Lebong ke Linggau, Kepahiang ke Empat lawang dan Bengkulu Selatan ke Pagar Alam.
"Namun kami minta pengembangan lagi dari kementrian PU. Kami ingin jalur dari Muara Saung sampai ke OKU bisa terbangun dengan jalan yang lancar. Ini akan membantu membuka isolasi Provinsi Bengkulu," jelasnya.
Tak hanya itu jalur ke Sumsel lainnya yang akan dibuka oleh Ridwan adalah jalur Lebong - Topos - Selangit - Sumsel dan Seluma - Padang Capo terus ke Empat Lawang - Sumsel. Selain Sumsel, lanjutnya, Bengkulu juga harus membuka jalur ke Jambi. Diantaranya memperlancar jalur Lebong - Merangin - Jambi dan Ipuh - Kerinci - Jambi.
"Apabila jalur pelintasan Pesisir Barat Sumatera dari Bengkulu ke lampung hingga ke Padang tersebut dapat dilewati oleh kendaraan kontainer 40 feet maka kami yakin Bengkulu mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Karena dari pesisir barat tersebut 525 kilometernya adalah wilayah provinsi Bengkulu," jelasnya.
Tak hanya jalur darat, ia juga meminta agar pemerintah pusat mengembangkan jalur dari Bengkulu ke Bangka Belitung. Dengan demikian, akses laut Bengkulu - Bangka Belitung tersebut tentu saja akan berdampak pada kemajuan ekonomi daerah ini.
"Sehingga konektifitas dari 5 provinsi pengapit provinsi Bengkulu ini kami memiliki konektiviti yang baik," tutupnya. [IC]