BENGKULU, PB - Seminar Nasional Menuju Bengkulu Provinsi Maritim 'Upaya Strategis Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia' yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi di Hotel Raffles Pantai Panjang, Selasa (12/4/2016) berlansung dinamis.
Baca juga : RM: Masa Depan Bengkulu Ada di Laut
Berbagai usulan dan gagasan disampaikan oleh para pakar, pejabat pemerintahan, tokoh akademisi, masyarakat pesisir, hingga organisasi nelayan. Dipandu dosen Universitas Bengkulu Retno Agustina, Seminat Nasional ini menyimpulkan empat hal.
Pertama, Pulau Enggano akan diproyeksikan menjadi ikon poros maritim di Bengkulu. Kedua, Pemerintah Provinsi akan mengkonsentrasikan kebijakannya untuk mensejahterakan nelayan. Ketiga, mengembangkan industri kelautan, industri galangan kapal, pengelolaan ikan tangkap, dan menjadi pusat budidaya kelautan.
"Dan yang keempat, melakukan upaya strategis mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan Bengkulu sebagai poros maritim Indonesia," kata Retno menyimpulkan hasil Seminar Nasional tersebut.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti melemparkan wacana untuk menjadi Pulau Enggano sebagai basis pertahanan laut dan udara di Indonesia bagian barat. Gagasan ini muncul ketika Ridwan melihat adanya tabrakan antara pesawat Batik Air dan Transnusa di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, baru-baru ini.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Safri Burhanuddin, berharap Pulau Enggano dapat menjadi seperti Pulau Okinawa di Jepang. Menurut dia, pulau terluar milik Jepang tersebut mampu menghasilkan pendapatan dua kali lebih banyak dari perkebunan terbesar yang mereka miliki.
"Keuntungan mereka mengolah pulau itu sampai 2 miliar dollar. Yang mereka olah terutama budidaya udang. Tapi ada juga bisnis pengolahan air minum, kosmetik dan lain-lain. Hasil-hasil ini dikarenakan suhu air di Pulau Okinawa itu stabil," ucapnya.
Disisi lain, Sekretaris Ditjen Pengelolaan Tata Ruang Laut Agus Darmawan mengakui, bantuan Pemerintah Pusat untuk pengelolaan pulau terluar di Bengkulu seperti Enggano belum dikucurkan. Ia berkomitmen untuk menyampaikan masalah ini kepada instansinya agar bantuan itu dapat diberikan pada tahun 2017 mendatang.
"Kita sudah mengucurkan masing-masing Rp 100 miliar untuk pengelolaan pulau terluar. Tahun 2015 yang lalu ada 5 pulau terpadu yang mendapatkan. Tahun ini ada 10 pulau. Enggano belum termasuk prioritas. Tahun 2017 nanti akan kita komunikasikan," demikian Agus Darmawan. [RN]