Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Februari 2020, PLTU Bengkulu Beroperasi

13059919_1149273195105330_1725274223_nBENGKULU, PB - PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) akan segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Ditargetkan PLTU ini akan segera menghasilkan energi pada Februari 2020.

Baca juga: Pertamina Sukses Tembus Sumur Panas Bumi Bengkulu

"Proyek ini sudah dicatat sama Presiden Jokowi, pada 2020 sudah harus nyala," jelas Presiden Komisaris PT TLB Petrus Halim, dalam Penandatanganan Agreement Pembangunan PLTU, Senin (18/4/2016).

Ia melanjutkan proyek PLTU ini berbahan bakar batubara. Ini pula alasan dipilihnya PT Pelindo sebagai mitra. "Karena pelabuhan Pulau Baii yang bisa bongkar muat batubara," kata Petrus seraya menyampaikan batubara yang dibutuhkan sebanyak 1 juta ton batubara dalam 1 tahun.

Dia mengatakan saat ini pihaknya baru selesai mengurus Analisa Dampak Lingkungan (Amdal). Selanjutnya akan masuk pada tahap perencanaan dan pada kuartal IV penyelesaian kerjasama dengan perbankan.

"Saya yakin dengan segenap sinergi yang ada didukung dengan gubernur yang pro bisnis, Bengkulu pasti maju," ucapnya.

Diketahui, PLTU tersebut akan menghasilkan daya sebesar 2 X 100 Mega Watt (MW). Kontrak pembelian daya yang dihasilkan oleh PLTU yang dibangun PT TLB ini sudah dilakukan sejak 25 November 2015 lalu. Dimana, daya yang dihasilkan PLTU ini akan dibeli oleh PT PLN.

PLTU yang merupakan bagian dari proyek pembangunan pembangkit sebesar 35.000 MW yang dicanangkan pemerintahan Jokowi – JK ini dikembangkan oleh Sinohydro Hongkong (Holding) Limited (70%) dan PT Intraco Penta, Tbk (30%). Keduanya merupakan perusahaan yang mensponsori PT TLB.

Pendanaan proyek yang diperkirakan menelan biaya hingga USD 360 juta ini diupayakan berasal dari ekuitas PT TLB dan pinjaman luar negeri, mengingat proyek ini tidak dijamin oleh pemerintah RI.

Pekerjaan konstruksi PLTU Bengkulu Unit 1 diperkirakan memakan waktu 36 bulan, sehingga dijadwalkan dapat selesai pada akhir 2019. [IC]