Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Gemar Membaca di Ruang Publik Menular ke Pasar dan Mall

[caption id="attachment_20907" align="alignleft" width="300"]IST - Membaca di Pasar I IST - Sejumlah anak-anak membaca buku perpustakaan keliing yang mangkal di pasar[/caption]

BENGKULU, PB - Dinas Perindustian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu mendukung penuh Gerakan Membaca di Ruang Publik ‘Membangun Kota 1000 Buku, Cerdaskan 1000 Generasi’ yang akan diluncurkan pada peringatan Hari Buku Sedunia di taman depan Sport Center atau tak jauh dari plakat merk Pantai Panjang, pada pukul pukul 14.00 WIB, Sabtu, 23 April 2016.

Baca juga : Membangun Kota 1000 Buku, Cerdaskan 1000 Generasi

Semangat ini selaras dengan Undang-undang Nomor 43 tentang Perpustakaan tahun 2007 yang menunjukkan kewajiban provinsi (Pemprov), kabupaten (Pemkab), maupun kota (Pemkot) untuk menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan.

Baca juga : Splash Hotel Sediakan Voucher Nginap Gratis untuk Bangun Kota 1000 Buku

Bagaimana tidak, Organisasi PBB, UNESCO, pada tahun 2012 mencatat indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu yang mempunyai minat baca. Sementara UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen, sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen.

"Ke depan, usai acara tersebut, sama-sama kita bangun ruang publik yang nyaman untuk membaca di pasar-pasar. Sekaligus nanti juga akan menjadi pusat informasi publik. Perintisan bisa kita lakukan di Pasar Panorama," kata Kepala Disperindag Kota Bengkulu, Erwan Syafrial, Senin (18/4/2016).

Data diperoleh dari Direktorat Pembinaan Masyarakat Ditjen PAUD, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ide pendirian taman baca masyarakat telah dimulai sejak tahun 1970. Namanya Taman Bacaan Kampung (TBK) yang dikerjakan dengan UNICEF untuk memfasilitasi pemeliharaan keberaksaraan.

Apresiasi masyarakat atas program ini lekas meluas. Tahun 1980, program ini berkembang menjadi Taman Baca Masyarakat (TBM). Targetnya selalu ditingkatkan setiap tahun bahkan menyentuh upaya tindak lanjut peningkatan baca-tulis-hitung (calistung) dan mendorong minat baca masyarakat hingga mencapai 1.000 TBM di 1.000 kecamatan.IST - Membaca di Pasar II

Baca juga : Gramedia Sumbang Buku dan Doorprize untuk Bangun Kota 1000 Buku

"Dengan adanya partisipasi positif dari warga masyarakat, khususnya para pedagang, upaya ini pasti akan mudah mencapai tujuannya. Akan lebih baik ketika para pedagang membudayakan membaca sambil menunggu pembeli agar wawasan dan perspektifnya luas," ujarnya.

Sambutan hangat atas peringatan Hari Buku Sedunia juga datang dari Mega Mall-Pasar Tradisional Modern (PTM) Bengkulu. Dikatakan Pimpinan Mega Mall-PTM, Zulkifli Ishak, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Mengenalkan budaya baca di masyarakat adalah satu di antara banyak hal lainnya untuk menghidupkan masyarakat yang produktif. [RN]