BENGKULU SELATAN, PB - Di balik kemajuan dunia pendidikan banyak tangan-tangan mulia yang acap kali tidak terpikirkan oleh banyak orang. Terkadang luput dari perhatian pemerintah dan tidak tersentuh publikasi media massa. Seperti halnya pengelolah perpustakaan desa, tidak ada gaji khusus, tapi mereka rela mengabdi untuk mencerdaskan anak-anak desa.
Baca juga: Membangun Kota 1000 Buku, Cerdaskan 1000 Generasi
Salah satu sosok tersebut adalah Yuliar Herni (37), pengelolah perpustakaan desa Tanjung Raman Kecamatan Manna Bengkulu Selatan. Sejak 2011 lalu, dirinya mengelolah perpustakaan desa tempatnya tinggal. Selama mengelolah perpustakaan dari tahun 2011, dirinya hanya pernah menerima honor pada tahun 2014 dan tahun 2015. Itupun tidak penuh, tahun 2014 hanya dibayar honor selama enam bulan sedangkan tahun 2015 hanya menerima honor selama tiga bulan. Padahal sebelumnya pengelolah Perpustakaan desa dijanjikan honor setiap bulannya Rp 75 ribu.
Namun menurut Yuliar Herni, dirinya merasa bersyukur mulai tahun 2016 ini direncanakan pengelolah Perpustakaan Desa akan diberikan honor melalui APBDes dari sumber dana ADD/DD.
"Bagi saya ini hanya sebuah pengabdian kecil kepada masyarakat, karena hanya ini yang bisa saya lakukan. Mau bantu secara materi saya tidak punya. Hanya ini yang bisa saya perbuat, harapan saya semoga ini bernilai ibadah," ucap Ibu dua anak ini.
Diceritkannya, saat ini di perpustakaan desa itu ada sekitar 100 judul buku dengan jumlah sebnyak 300-an eksemplar buku bacaan. Baik bukuu dongerng/cerita anak, buku pelajaran sekolah, buku bidang pertanian, peternakan, perkebunan, buku resep makanan, dan lainnya.
Lanjutnya, awal berdirinya perpustakaan desa pada tahun 2011 lalu, perpustakaan terletak di balai desa. Karena lokasinya berada di sudut desa dan agak jauh dari rumah penduduk, sehingga jumlah pengunjung perpustakaan rendah. Atas dasar itulah, Yuliar Heni berinisiatif memindahkan perpustakaan tersebut ke rumah pribadinya.
"Setelah pindah alhamdulillah pengunjungnya meningkat. Namun sedikit ada kendala pula, lantaran banyak yang meminjam buku susah untuk mengembalikannya. Padahal buku-buku kita terbatas. Buku-buku itu semuanya bantuan dari pemerintah, termasuk rak dan meja ini juga dari bantuan pemerintah. Harapan kita semua,melalui perpustakaan desa ini dapat meningkatkan minat baca terutama untuk anak-anak. Termasuk juga untuk meningkatkan wawasan bagi petani," tutup isteri wawan Efendi ini. (Apdian Utama)