BENGKULU, PB - Dalam kunjungan ke Bengkulu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi dengan Gubernur Ridwan Mukti Wali Kota Helmi Hasan terlibat perbincangan hangat mengenai penataan wisata Kota Bengkulu.
Baca juga : Lihat Pantai Bengkulu, Menpan Kecewa
Dalam penjelasannya, Wali Kota Helmi Hasan menyampaikan adanya keinginan Pemerintah Kota untuk menyerahkan pengelolaan pariwisata Bengkulu kepada pihak swasta yang berpengalaman dan bersedia berkerjasama saling menguntungkan.
"Kalau swasta mereka punya kemampuan. Kita siapkan lahannya. Dulu dengan Kapolda kita sudah coba libatkan pengusaha untuk menata Tapak Padri dan Pantai Jakat. Kita juga sudah ajak masyarakat untuk bersama-sama. Tapi memang merubah budaya masyarakat itu tidak bisa instan. Ketika kita membangun, memeliharanya ini yang agak kerepotan," kata Helmi.
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Bengkulu sebenarnya sudah cukup banyak mengucurkan dana menata wisata melalui APBD. Namun pemeliharaannya, lanjutnya, menjadi bermasalah. Dan ketika berbicara dengan Gubernur Ridwan Mukti, Helmi menyinggung tentang adanya aspirasi lain dari warga masyarakat tentang prioritas pembangunan.
"Kami sudah bincang-bincang dengan Gubernur. Ketika kita menata pariwisata, kita ada sedikit kendala karena rakyat punya aspirasi yang lain. Misalnya masalah jalan dan drainase. Jalan rusak banyak yang kecelakaan, drainase tersumbat banyak yang mengalami banjir. Sepakat pantai kita indah, tapi mana yang lebih prioritas," ungkapnya.
Helmi juga membeberkan tentang adanya kesulitan untuk menata kawasan wisata karena hak pengelolaan dan penataannya tidak ada pada Pemerintah Kota. Helmi mencontohkan Benteng Marlborugh, Makam Sentot Alibasya dan Danau Dendam Tak Sudah yang statusnya sebagai cagar alam yang dilindungi.
"Tapi ketika rumah sakit sudah kita bangun, pelayanan air bersih dan listrik sudah kita laksanakan, mudah-mudahan dengan kehadiran Pak Menteri, bisa berkomunikasi nanti dengan Kementerian Pariwisata. Kalau dengan bantuan pusat tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk membangun," paparnya.
MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi langsung menimpali apa yang diucapkan Helmi. Kata dia, proyek Pemerintah Pusat adalah pembangunan pariwisata untuk kesejahteraan rakyat berbasiskan kepada penta helix. Penta helix itu maksudnya, jelas Yuddy, penataan wisata melalui peran Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akamedisi untuk mendesign tata ruang, pengusaha dan dukungan yang kuat dari media massa.
"Semuanya bergotong-royong yang muaranya adalah kesejahteraan rakyat. Tapi seperti usaha, ada modal dulu. Pak Wali kan punya badan namanya Badan Lingkungan Hidup, ada lembaga namanya Dinas Pertamanan, ada Dinas Pekerjaan Umum dan sebagainya. Mereka kasih kerja yang sama. Misalnya menata Benteng Marlborough seindah mungkin. Kasih mereka target sebulan misalnya," ujar politisi Hanura ini.
"Suruh mereka gencarkan kampanye. Misalnya buat tulisan terimakasih tidak membuang sampah sembarangan. Tidak usah jauh-jauh. Kasih saja mereka misalnya dua kilometer dulu. Penataan parkir sekian bulan. Penataan warung-warung sekian bulan. Sehingga kalau enam bulan lagi saya kesini, semua akan terlihat dari atas Tapak Padri sudah terlihat rapi," lanjutnya.
"Dengan hasilnya inilah lampirkan itu dalam proposal pengajuan kita ke pusat, saya yakin itu akan tembus. Libatkan swasta. Bangun hotel-hotel di sekitar Tapak Padri ini. Misal dua hotel saja. Saya siap bantu untuk komunikasi dengan menteri-menteri lainnya," demikian Yuddy. [Anang Nuril Huda]