BENGKULU, PB - Para pedagang di dalam Pasar Panorama mengimbau agar para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Kedondong dan Jalan Belimbing untuk masuk ke dalam pasar. Menurut mereka, di dalam pasar, kondisi berjualan lebih berkemanusiaan.
Baca juga : Benang Kusut Pasar Panorama
Seperti disampaikan Mariana (56), warga Jalan Salak Lima Kelurahan Panorama. Katanya, menggelar lapak di dalam pasar terlindung dari panas dan hujan. Dulu Mariana berjualan di Jalan Kedondong. Merasakan dingin dan becek saat hujan, berpanas-panasan saat siang.
"Saya pindahan dari luar. Tempatnya sekarang nggak beli. Kalau dulu memang ada yang perjualbelikan. Memang ada retribusi yang harus kami bayar. Tapi sebelum seluruh auning disini penuh, kami menolak untuk membayar retribusi," katanya saat dijumpai, Rabu (27/4/2016).
Sama halnya disampaikan Eva (40), pedagang daging potong. Meski masih banyak auning yang kosong, tapi ia tidak pernah surut untuk berjualan di dalam pasar. Ia yakin, bila semua pedagang di luar pasar masuk, keadaan di dalam pasar akan ramai.
"Tapi kalau memang pedagang di luar tidak mau masuk, kami tidak pernah khawatir kehilangan pembeli. Karena rezeki Tuhan yang mengatur. Walau sepi, pembeli selalu ada. Yang penting bagi kami bisa berjualan dengan nyaman dan terlindung dari hujan," ucapnya.
Lain lagi disampaikan Soni (41), warga Kelurahan Panorama. Meski merasa nyaman di dalam pasar, ia berharap air ledeng untuk para pedagang membersihkan jualannya bisa dipasang kembali. Ia juga berharap agar akses jalan menuju ke dalam pasar dapat diperlebar.
"Dulu disini ada air ledengnya. Kemudian lepas entah dimana. Orang juga sulit untuk masuk ke dalam. Lihat, ketika ada satu gerobak kecil saja yang parkir, orang sudah susah untuk lewat," kata Soni sembari menunjuk sebuah gerobak yang terpakir di pintu masuk ke tempat dia berjualan di dalam pasar.
Kepala Bidang (Kabid) Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Hendri Kurniawan, mengatakan, pihaknya akan memperbaiki keadaan di dalam pasar secara bertahap.
"Minggu pertama fokus kita penertiban. Kalau semua sudah tertib, nanti akan kita tata mana pedagang basah dan pedagang kering. Sehingga ketika pengunjung masuk, mereka tidak bingung mencari belanjaan," kata Hendri.
Hendri menjelaskan, terdapat sebanyak 82 auning yang kosong di dalam pasar. Namun bila ditambah dengan fasilitas umum yang ada, maka auning di dalam pasar bisa menampung 110 sampai 112 pedagang.
"Sebenarnya seluruh pedagang di luar pasar bisa masuk. Pedagang di luar yang merasa belum punya tempat di dalam pasar, silahkan laporkan kepada kami. Siapapun pedagangnya bisa mengambil tempat disini. Tidak akan ada pungutan liar kecuali retribusi yang dibayar sesuai Perda," tukasnya.
Hendri menambahkan, kesulitan terbesar mereka adalah mengantisipasi kepindahan para pedagang ikan dari Pasar Simpang Kandis dan Pasar Bahari Pulau Baai ke Pasar Panorama dari siang pukul 14.00 WIB hingga sore hari. Menurut dia, keluarnya pedagang di dalam pasar dipicu oleh para pedagang ikan yang berjualan di luar pasar.
"Karena mereka menghadang pembeli di luar pasar, akhirnya yang di dalam ikut keluar. Makanya pembangunan pagar nantinya harapan kami bisa jadi pembeda. Pedagang di dalam kami minta berperan aktif. Sebagian kami minta juga ke Pasar Pagar Dewa. Dan pembeli akan kami imbau untuk berbelanja di Pasar Pagar Dewa," demikian Hendri. [RN]