BENGKULU, PB - Komitmen besar untuk bersama-sama membangun pariwisata Bengkulu menggema dalam Seminar Nasional Menuju Bengkulu Provinsi Maritim yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi di Hotel Raffles Pantai Panjang, Selasa (12/4/2016).
Baca juga : Enggano Poros Maritim Bengkulu
Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Safri Burhanuddin, mengatakan, Bengkulu sebenarnya telah banyak dikenal sejak era penjajahan dahulu. Menurutnya, pengembangan pariwasata di Bengkulu, tinggal diangkat kembali oleh seluruh pengambil kebijakan di tanah tempat pembuangan Presiden RI pertama Sukarno ini.
"Bengkulu sudah dikenal karena Bunga Rafflesia, karena Inggris, karena Sukarno, termasuk Enggano. Enggano itu bahkan pada era 1800an sangat terkenal di Eropa. Enggano punya sejarah besar. Disitu banyak ciri khasnya, unik budayanya. Semua ini tinggal diangkat kembali," katanya.
Dengan pasir putih, air yang jernih dan karang-karang yang indah, lanjut dia, Pulau Enggano dapat menjadi tujuan destinasi wisata dunia bila bisa diberlakukan sebagai kawasan khusus seperti bebas pajak dan visa. Namun ia tak menampik Pulau Enggano bisa menjadi basis pertahanan Indonesia di wilayah barat Indonesia yang paling strategis.
"Tapi kearifan lokal disana harus dijunjung tinggi. Negara yang maju adalah negara yang menghargai seni dan budayanya. Silahkan lihat negara-negara besar. Tempat mewah bagi mereka adalah aset-aset bersejarah. Di kita mall-mall besar yang dianggap mewah," selorohnya.
Sementara Sekretaris Ditjen Pengelolaan Tata Ruang Laut Agus Darmawan, mengatakan, sebenarnya telah ada perjanjian kerjasama untuk menjadi Pulau Enggano sebagai kawasan binaan. Namun ia mengakui bantuan Pemerintah Pusat untuk kawasan pulau terluar Bengkulu ini masih kurang.
"Kami setuju ke depan harus digenjot lagi. Tapi memang harus bersama-sama. Baik itu pariwisatanya, perikanannya, kelautannya. Sama-sama kita keroyok. Kita angkat Pulau Enggano sebagai ikon kawasan terluar. Kita bangun transportasinya, termasuk jalur pesawatnya," ungkapnya.
Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti menyambut baik semua gagasan-gagasan tersebut. Namun, Ridwan belum bersedia bila diajak untuk membahas program ini secara lebih kongkrit. Menurut dia, diperlukan tahapan-tahapan dalam mewujudkan semua gagasan tersebut.
"Yang paling penting sekarang adalah kita buat masalah kemaritiman ini dibahas dimana-mana terlebih dahulu. Kita buat acara seminar-seminar semacam ini di seluruh daerah-daerah, mulai dari Mukomuko sampai Kaur. Masyarakat harus kita bangkitkan kesadarannya bahwa darat bukan satu-satunya sumber mencari nafkah, tapi laut juga banyak menghasilkan," bebernya.
Mantan Bupati Musi Rawas ini mengilustrasikan pembangunan Danau Toba di Sumatera Utara sebagai destinasi wisata menarik di Indonesia. Menurut dia, pembangunan itu dilakukan dengan model keroyokan beberapa bupati di Sumatera Utara.
"Kami bersedia untuk mengajak seluruh daerah untuk bersama-sama mengangkat Pulau Enggano sebagai andalan Indonesia di kemudian hari. Dia bisa menjadi basis pertahanan laut dan udara yang sangat strategis. Tapi bukan berarti mengabaikan pariwisatanya. Semua potensi yang ada akan kita garap," ucap Ridwan.
Pun demikian, Ridwan tak menampik bahwa upaya ini memerlukan kerja keras dan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kebijakan di daerah Bengkulu. Namun ia yakin gerakan ini akan berhasil bila optimisme segenap warga masyarakat berhasil dibangkitkan.
"Syaratnya adalah optimisme. Saya ada diskusi singkat dengan Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Seakan-akan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia itu sulit. Tapi kita ingat pesan Sukarno ketika memerdekakan republik. Bahkan dengan pasukan terbatas dan bermodalkan bambu runcing dan optimisme, kita mampu mengalahkan penjajah yang bersenjata modern dan pasukan yang banyak," demikian Ridwan. [RN]