Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Reno Korban Tenggelam, 11 Tahun Terpisah

100_7420BENGKULU, PB - Kepergian Reno, remaja usia 14 tahun, warga Sentiong, Kecamatan Sukamerindu, Kota Bengkulu itu tak disangka keluarga. Nasib naas anak remaja yang hilang terseret arus Sungai Muara Bangkahulu itu telah lama berpisah dengan Ibunya, Susti (42) sejak usia 3 tahun.

Selama 11 tahun, Reno yang dikenal sebagai anak periang oleh teman dan tetangganya itu diasuh oleh sang nenek, Yutma (58).  Reno besar sebagai anak yatim yang terpisah dari Ibunya. Tangan sang nenek lah yang membesarkannya.

Sang Ibu pergi ke tanah Jiran, Malaysia untuk mencari nafkah hidup. Selama 11 tahun, Susti bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) pada majikan Malaysianya. Suka dan duka dalam hidup Susti tak terbilang lagi, sebab harapan untuk membesarkan buah hatinya dari keringatnya sendiri belum mencukupi.

Susti tetap menitip anaknya pada neneknya. Karena kondisi ekonomi, Reno akhirnya tak dapat melanjutkan sekolah meskipun ada keringanan biaya pendidikan dari Pemerintah. Di usianya yang terbilang muda, Reno harus juga berpikir tentang pekerjaan yang tak lagi dapat ditopang sendiri sang nenek.

Anak ketiga dari empat bersaudara itu, akhirnya memilih berhenti belajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Kota Bengkulu saat dirinya baru menginjak bangku sekolah kelas II (dua).

Meski di tinggal pergi lama oleh sang ibu tak membuat dirinya menjadi benci. Reno yang dibesarkan dalam keluarga nenek yang terbilang sederhana itu punya impian mulia untuk membahagiakan orang tuanya. Keinginan Reno untuk berjumpa dengan orang tuanya akhirnya terkabul sebelum menghadap Sang Pencipta.

"Baru seminggu dio (Reno) ketemu ke Ibunya dari Malaysia," kata Yutma dengan mata berkaca-kaca mengenang cucu kesayangannya.

Di hari naas, Selasa (12/4/2016), Reno yang hendak bermain di sungai sempat menitipkan baju kepada bibinya, Ita (39). "Bi, ini baju aku tolong disimpan ya," kenang Ita yang tak tahan lagi menahan isak tangis dan air matanya.

Sepanjang malam sang bibi terus menangis. Ia meminta warga dan Tim SAR relawan gabungan untuk mencari Reno. Tim SAR yang telah melakukan penyisiran sejak petang, pukul 17.00 WIB itu, belum menemukan korban hingga hujan deras turun pukul 01.00 WIB.

Pencarian baru membuahkan hasil setelah dilakukan penyisiran sungai pagi harinya dalam radius 1 Kilometer. Korban yang semula dinyatakan hilang di sekitar kawasan Surabaya atau belakang gudang karet ditemukan 12 jam kemudian, pada pukul 8.30 WIB. Reno yang ditemukan dalam keadaan terapung di sungai.

“Menurut pihak keluarga, korban diketahui tidak bisa berenang sehingga terseret arus ketika mandi di sungai. Jarak ditemukan dari lokasi pertama hanyutnya korban Reno sejauh 1 Kilometer,” ungkap Herdadi Winanda, Ketua Tagana Kota Bengkulu.

Saat jasad Reno dievakuasi menuju rumah duka, Jl. Sumbawa Gang Lembah Setobo Nomor 33, RT 15, Kel Sukamerindu, Kecamatan Sungai Serut, isak tangis pun pecah dari dalam rumah. Sang Ibu tak kuasa menahan tangis, dan bahkan sang nenek histeris dan pingsan ketika mengetahui cucunya (Reno) tiba di rumah dalam keadaan meninggal.

Tidak lama berselang, korban pun di makamkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kelawi. (Baca juga: Anak Remaja Hilang Terseret Arus Sungai Bangkahulu).

"Kami dari Tagana Kota Bengkulu, dan Tim SAR relawan gabungan yang teridiri dari Basarnas, PMI dan BPBD, dan SAR Brimob Bengkulu telah bekerja maksimal, namun Tuhan lebih mencintai Reno, semoga segala amal baik menemani dan diterima disisi-Nya," demikian Herdadi Winanda. (Syahroni)

100_7419 100_7413