BENGKULU, PB - Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti menyampaikan masyarakat Bengkulu saat ini belum berorientasi sebagai enterprenuer. Adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih menjadi pekerjaan primadona di daerah ini. Padahal, kata dia, di daerah yang maju, pekerjaan PNS tersebut sudah mulai ditinggalkan.
"Di Jakarta misalnya, PNS-PNS malu mengenakan seragam, kalau bisa lambangnya ditutupi," ujar Ridwan.
(Baca juga: Lili: Saya Terpaksa Jadi Pengusaha)
Dia pun mengaku selama menjabat sebagai gubernur di bumi rafflesia ini, banyak orang yang datang kepadanya untuk meminta jabatan sebagai PNS bahkan honorer. "Tidak yang datang ke saya itu yang bilang, pak tolong kenalkan saya dengan Bank Bengkulu, tolong kenalkan kepada Dinas Koperasi dan UMKM yang memiliki program pemberdayaan untuk pelaku usaha," jelas pria yang akrab disapa RM ini.
Menurut Ridwan, mental pekerja Bengkulu ini masih mengharapkan yang instan dan tidak mau berjuang. "Jadi wong kito ini mau instan, kalau bisa langsung petik. Tidak ada yang seperti itu. Nanam dulu," ucapnya.
Hilirisasi
Pun demikian, mantan Bupati Musirawas ini menyampaikan pemerintahannya akan mendorong enterprenuership tersebut melalui hilirisasi produk unggulan Bengkulu. Sebab, petani Bengkulu tak perlu lagi diajari bagaimana cara bertani yang baik.
"Yang paling penting hilirisasi. Bagaimana mereka dulunya nyangkul sekarang pakai handtractor, dulu jual barang mentah sekarang bahan jadi. Misal petani cabe, tomat, harus sudah punya pabrik saos. Hari ini nanam kedele, harus punya pabrik tahu tempe, kecap," jelasnya.
Orientasi hilir ini menurutnya sangat penting. Karena dengan hal tersebut akan mempengaruhi nilai tambah hasil pertanian itu sendiri. "Nilai tambah inilah yang akan mempengaruhi fiskal dan kesejahteraan," kata dia. [IC]