TAK ada dunia yang lebih baik bagi anak-anak selain dunia fantasi dan dongeng, sebab mereka mencerna nilai kehidupan dari Dongeng, seperti juga Sokearno, proklamator yang jatuh cinta pada pribadi penolong seperti Bima dalam kisah Ramayana. Demikian Samsudin (45), menjadikan dongeng sebagai jalan membangun imajinasi anak Indonesia.
APDIAN UTAMA, Bengkulu Selatan
Samsudin, pendiri Rumah Baca Bumi Pertiwi di Indramayu Jawa Barat terpilih Jumat 1 April 2016 yang lalu, untuk melakukan perjalan dari Jakarta menuju Jambi dengan mengendarai sepeda onthel. Perjalanan ke Jambi itu dilakukannya untuk menghadiri peringatan Hari Bumi, 22 April mendatang. Di tengah perjalanannya, pria ini menyempatkan diri mampir ke beberapa Sekolah Dasar, TK dan PAUD untuk mendongeng.
Lewat dongeng, banyak pesan moral yang ingin dia sampaikan. Berkaitan dengan peringatan hari bumi, kali ini dirinya lebih fokus menyampaikan pesan moral kepada anak-anak SD, TK dan PAUD tentang ajakan untuk melestarikan salah satu satwa langkah, yakni badak.
Di samping mengkampanyekan pelestrian Badak, lewat aksi langkahnya itu juga Samsudin mengkampanyekan kepada masyarakat dan orang tua untuk membudayakan dan melestarikan mendongeng dikalangan masyarakat. Yang mana sekarang ini kebiasaan mendongeng orang tua dengan anaknya sudah jarang dilakukan.
Padahal, dengan mendongeng menurut Samsudin dapat menigkatkan keakraban antara orang tua dan anakn serta kedekatan emosional antara orang tua dan anak akan semakin terbina. Serta banyak pesan-pesan moral dan agama yang bisa disampaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya melalui mendongeng.
Hari ini (15/4/16) Samsudin mampir di PAUD Dharma Wanita di Kelutum Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan. Di hadapan 18 Anak-Anak PAUD itu dirinya mendongeng dengan tema “Kami Sayang Badak”. Dengan menggunakan media boneka tangan yang menyerupai karakter badak, tupai, monyet dan manusia
Dengan serius, anak-anak PAUD mendengarkan dongeng yang disampaikan oleh Samsudin. Judul yang diambilnya adalah Batra (Badak Sumater) yang Tersesat. Dalam dongeng yang disampaikannya dihadapan anak-anak usia dini tersebut, Samsudin bercerita tentang Batra seekor badak sumatera yang berjalan sendiri di tengah hutan. Hingga pada akhirnya Batra tersesat di tengah hutan belantara lantaran ketakutan mencium aroma manusia.
“Dongeng yang saya sampaikan tadi itu tentang badak. Pesan moralnya mengajak anak-anak untuk mencintai dan melestarikan Badak. Mengingat populasi badak yang saat ini sudah sangat mengkhawatirkan ekosistemnya dan sudah hampir punah. Di samping itu, lewat dongeng juga mengajak kepada anak-anak untuk mencintai alam.
Harapannya, kalau darin kecil sudah mulai kita tanamkan nilai-nilai untuk mencintai alam, mudah-mudahan nanti kalau mereka sudah deawasa pesan ini akan terus diingatnya. Dalam dongeng-dongeng yang sering saya sampaikan juga dampak negatif dari alih fungsi hutan menjadi perkebunan. Jangan sampai hutan sebagai ekosistem hewan-hewan habis hanya karena pembukaan lahan perkebunan oleh masyarakat atau perusahaan,” harap Samsudin.
Diceritakannya, kemarin (14/4/16) dirinya juga sudah mampir di Provinsi Lampung dan di Bintuhan Kabupaten Kaur untuk melakukan kegiatan serupa. Hingga kemudian dirinya akan melanjutkan perjalanan menuju kota Jambi untuk menghadiri peringatan Hari Bumi, 22 April mendatang.
Aksi Samsudin mendapat dukungan dari beberapa lembaga pemerhati hewan langkah dan lingkungan hidup seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRt) Lampung, WWF Sumatera Selatan, dan Balai Taman Nasional Way Kambas Lampung. (Apdian Utama)