Informasi: Kirimkan tulisan kegiatan Ramadhan anda dilengkapi foto kegiatan dan KTP. Kirim ke email: pedomanbengkulu@gmail.com. Semoga berkah Ramadhan Rp 200.000 bisa anda menangkan. Program Berita Ramadhan Berhadiah ini dipersembahkan olehAnggota DPD RI, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Marhaban ya Ramadhan. Mari tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 Hijriah
Rustam*
ALLAHU AKBAR, Allahu akbar…. tak terasa adzan Maghrib berkumandang menandakan waktu berbuka puasa. Tak seperti pengendara motor lainnya, yang memilih menepi di lapak takjil pinggir jalan sekedar berbukapuasa, saya justru menarik pedal gas lebih kencang, mengejar waktu berbuka di rumah, Jl. Merpati, Rawa Makmur, Kota Bengkulu.
Ya, saya sudah kadung janji kepada keluarga untuk menemani mereka berbuka bersama, sebab hampir seluruh waktu berbuka saya habiskan di ruang kantor. Maklum saja, saya bersama rekan kantor harus lembur menyelesaikan laporan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Meski jaraknya tak begitu jauh, dengan mengendarai motor hanya + 15 menit, tapi sore itu Jumat (1/7/2016), jalan begitu lengang, hampir tak ada kenderaan yang melintas sehingga saya pun menarik pedal gas lebih kencang. Dan naas bagi saya, bruk... motor matic honda yang saya gunakan terjatuh di perempatan Tugu Jam.
Ban motor matic terpeleset karena mengijak kerikil halus saat sedang berbelok ke kiri. Saya pun terseret 3 meter bersama motor. Kolak dan kue yang hendak digunakan berbuka bersama habis terhambur di aspal. Harapan berbuka puasa bersama pun sirna sudah.
Rasa penyesalan selalu muncul, mengapa harus terburu-buru, dalam hati hanya berbisik apakah karena tidak menghiraukan panggilan tuhan untuk shalat dan berbuka? Semuanya sudah terlambat. Saya hanya beruntung mendapat bantuan dari pengendara lainnya yang baru melintas. Ia mendirikan motor saya yang tergelatk dipinggir jalan.
“Bang, mendadak ngerem ya jadinya jatuh?” tanya bapak-bapak itu.
“Ia, Pak. Jalannya licin dan berpasir,” jawab saya sambil terus meludah karena mulut saya berdarah.
Ia memgang tangan saya, lalu melihat ke wajah saya. Bapak itu ingin memastikan bila saya baik-baik saja. “Mau ke Rumah Sakit,” tanya.
“Tidak Pak, terimaskih,” jawab saya dengan spontan.
Tiba-tiba germisi turun setelah saya berdiri. Beruntung saya tak mengalami cedera parah. Tapi hujan gerimis seakan-akan membuat saya sedih, terjatuh dan sendiri dikala yang lain berbuka bersama. Saya pun balik dengan rasa sedih. Melewati jalan pulang dengan perasaan lemas, tak ada bekal, dan belum juga berbuka.
Melihat bibir saya yang berdarah, Ibu tekejut, dan langsung mengur dan memeluk saya. Rasa-rasanya, pelukan ibu mengurangi rasa kecewa dan sakit dibadan. Setelah mendengar cerita saya, Bapak dan ibu pun meminta maaf.
“Meski kita tak berbuka bersama bukan berarti bapak dan ibu tak sayang. Kami bukan kesal bila kamu tak disini, tapi itu karena kami rindu berbuka bersama keluarga. Rasa rindu bukan membuatmu jadi bersalah,” kata Bapak dengan lembut.
Tak disangka, peristiwa jatuh dari motor ini, memberi hikmah kepada saya, semakin dekat dan semakin memahami keluarga, Allahu akbar, kecelakaan yang membawa hikmah.
*Jalan Sukamaju, RT 6 RW 2, Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu. Wiraswasta