Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Berita Ramadhan: Belalang dan Anak-anak Puasa di Pinggir Sungai

Informasi: Kirimkan tulisan kegiatan Ramadhan anda dilengkapi foto kegiatan dan KTP. Kirim ke email: pedomanbengkulu@gmail.com. Semoga berkah Ramadhan Rp 200.000 bisa anda menangkan. Program Berita Ramadhan Berhadiah ini dipersembahkan oleh Anggota DPD RI, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Marhaban ya Ramadhan. Mari tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 Hijriah


mencari belalang dipinggir sungaiFaisal Yan*

Anak-anak di Desa Gindi Suli, Kecamatan Bunga Mas, Kabupaten Bengkulu Selatan, selalu riang meski puasa seharian penuh. Tak ada tampak letih diraut wajah mereka yang polos meski menghabiskan waktu bermain di pinggir sungai. Mereka mencari belalang, lalu memancing.

Warga pun ikut riang melihat anak-anak berkumpul di gubuk-gubuk pematang sawah. Kalau matahari sudah tidak begitu menyengat, sekira pukul 16.00 WIB, belasan anak-anak itu "berpatroli" keliling sawah. Sawah luas milik warga banyak di kampung itu jadi tempat bermain yang mengasikkan bagi anak-anak sesudah pulang sekolah.

Sore itu, Kamis (16/6/2016), Laiman Bahri (11), bersama 14 temannya berlomba-lomba menangkap belalang. Dengan kantong plastik putih atau juga dengan tangan telanjang, puluhan ekor belalang dapat di tangkap. Sebagian lagi dari belalang di simpan di botol bening.

"Yang dibotol ini di bawah pulang untuk jadi mainan di rumah. Suaranya bagus untuk di dengar kalau sudah malam. Bisa jadi alarm sahur," kata Bahri sambil tertawa.

Meski banyak yang bilang belalang memiliki kekayaan protein, namun hasil tangkapannya bukan untuk makan berbuka tentunya, tapi buat umpan (makanan) ikan di sungai dekat sawah. Memancing kegiatan yang paling mengasikkan, sebab tinggal duduk di pingir sungai sambil menunggu ikan yang lapar.

Tetapi tak semua orang bisa memancing jika tak tahu tekniknya. Ikan pun tak semua tertaring dengan umpan hidup seperti belalang, kecuali ikan nila dan ikan mujair. Untuk ikan nila yang memiliki mulut agak besar maka umpannya pun harus besar, untuk ikan mujair sebaliknya, tapi kedua ikan ini sama-sama rakus.

"Mudah ditangkap karena ikan-ikan di sungai sangat tertarik dengan belalang, apalagi cacing, tetapi cacing jarang kami pakai karena tangan dan juga baju bisa kotor semua kalau habis menggali tanah," kata Bahri yang jadi "kepala suku" anak-anak tersebut.

Meski hanya menggunakan kail dari kayu dan bambu, anak-anak tampak riang menanti waktu berbuka dengan memancing bersama di pinggir sungai dekat pematang sawah. Hasil ikan tangkapan mereka kali ini tidak begitu banyak, hanya 15 ekor saja.

"Maklum, mancingnya hanya 1 jam, dapatnya sedikit kak. Bisanya kalau kami mancing saat gerimis ikan lebih banyak, sebab ikan itu suka bermain di permukaan air, tapi kalau sekarang mungkin puasa juga," kata Mudar (10) yang disambut gelak tawa teman-temannya.

Ikan hasil tangkapan langsung di bakar dipinggir sungai. Biasanya ikan ini di bakar menggunakan tempurung kelapa atau juga ranting kayu disekitar sungai. Menariknya ikan yang dibakar dibungkus dengan daun pisang. "Ini agar kulitnya tidak gosong terkena api," ungkapnya.

Meski masing-masing hanya membawa 1 ekor ikan ke rumah untuk santapan berbuka, tapi anak-anak tersebut tak ada kata putus asa, mereka berjanji besok bakal datang lebih awal lagi. "Besok bawa kail yang panjang nian," katanya sambil melangkah pulang ke rumuah.

Setelah puas mandi dipinggir sungai, mereka pun bergegas balik saat suara dari toa masjid berbunyi. Sambil melangkah pulang, Tumane (43), guru ngaji di kampung itu pun menceritakan tentang kisah Nabi di medan perang. Pasti banyak yang belum tahu kalau belalang itu boleh dimakan? Kisahnya, dalam peperangan melawan kaum kafir Quraisy, umat muslim menyediakan stok daging belalang dalam persediaan makanannya.

"Abdullah bin Abu Aufa mengatakan kami pernah berperang bersama Rasulullah SAW dalam tujuh kali peperangan, di mana kami makan daging belalang," tuturnya yang mengutip Hadist Bukhari Muslim.

Islam tidak melarang umatnya mengonsumsi daging belalang. أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ وَأَمَّا الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ, artinya “Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa.”  (HR. Ahmad).

*Saat ini saya tinggal bersama keluarga di Desa Gindi Suli, Kecamatan Bunga Mas, Kabupaten Bengkulu Selatan. Terimkasih buat Riri Damayanti John Latief, semoga diberikan limpahan rahmat selalu dari Allah SWT, amin. 

fas