Informasi: Kirimkan tulisan kegiatan Ramadhan anda dilengkapi foto kegiatan dan KTP. Kirim ke email: pedomanbengkulu@gmail.com. Semoga berkah Ramadhan Rp 200.000 bisa anda menangkan. Program Berita Ramadhan Berhadiah ini dipersembahkan oleh Anggota DPD RI, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Marhaban ya Ramadhan. Mari tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 Hijriah
F. Aysha*
SUDAH tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.
Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya ditengah panasnya terik matahari.
Luqman (28), pemuda di Kampung Rejang mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Anak itu seperti tidak tahu sopan santun dan terus meminum esnya dipinggir jalan. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan.
Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya. Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga! Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang.
Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga. Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma, ya itu tadi, bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman dan dengan halus bocah itu dibawanya ke rumah. Ia pun bertanya, "Ada apa Tuan (Luqman) melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?"
"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.." Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
Jawab bocah itu, "itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa? Kalian juga sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami bahkan ketika kami sakit?
Coba pahami, bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian!?" Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.
Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba. "Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.
Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?
Tuan, sambung bocah itu.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami…! Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?
Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Rejang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Di sudah mengejar dengan deru nafasnya yang memburu,tapi bocah itu hilang tanpa sempat bertanya namanya? Luqman balik lalu balik ke rumah. Ia ambil sajadah, lalu sujud dan bersyukur.
Kisah hikmah Luqman ini selalu didengarkan oleh anakku, Rusdi (5 thn). Sejak malam pertama Ramadhan, sebelum tidur ia selalu meminta cerita hikmah puasa. Diantara cerita hikmah itu, kisah Luqman yang sering dimintanya, kisah itu seperti terpatri dalam hatinya.
Bagi anak-anak seperti Rusdi yang masih belia, berpuasa tentunya bukanlah kewajiban. Sebab Rasulullah SAW berpesan bila anak kecil hingga bermimpi (balig) tidak lah tercatat dosanya. رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ : عَنْ الْمَجْنُونِ الْمَغْلُوبِ عَلَى عَقْلِهِ حَتَّى يفِيقَ ، وَعَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ ، وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ (رواه أبو داود، رواه 4399، وصححه الألباني في صحيح أبي داود), artinya, 'pena diangkat (gugur kewajiban) dari tiga; Orang gila yang hilang akal hingga sembuh, orang tidur hingga bangun dan anak kecil hingga bermimpi (balig)' (HR. Abu Daud).
Namun, dalam usia pertumbuhan, anak-anak bukan saja berkembang secara fisik, tetapi yang terpenting adalah perkembangan karakternya. Karena itu pendidikan karakter menjadi sangat penting agar kelak ia tumbuh sebagai anak soleh. Dengan mengisahkan hikmah maka hati anak akan lembut, sederhana dan penuh kasih sayang.
Meski kisah itu tampak tak masuk akal, tapi Rusdi mau meyakini hikmahnya, sebab pesan yang disampaikan dalam cerita itu bukan tentang bocah yang nakal, tetapi tentang hikmah puasa untuk peduli terhadap sesama. Rusdi harus belajar untuk tidak melupakan mereka yang kekurangan, lebaran tanpa pakaian indah, yang kelaparan, dan mereka yang berpuasa dengan kesederhanaan.
Rusdi perlu belajar agar tidak menjadi sombong dan egois. Seperti Luqman yang mendapat pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali berjalan dengan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan, sementara yang lain hidup dalam kemiskinan.
Kisah tentang Luqman yang berterimakasih kepada Allah yang telah memberikannya hidayah melalui kritik seorang anak kecil semoga juga dapat membuka mata hati Rusdi. Siapapun yang meninginkan anaknya tumbuh dengan hati yang bercahaya maka ia harus memupuk anak-anaknya dengan kisah hikmah. Semoga anak-anak kita menjadi ramhat dalam keluarga! Amin.*
*Ibu rumah tangga tinggal di Jalan Samsul Bahri, RT 004 RW 002, Kelurahan Semarang, Sungai Serut. Dan sangat berharap anakku tumbuh sebagai anak soleh. Amin.