BENGKULU, PB - Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti mengatakan pemerintahannya memiliki 7 program pokok yang harus dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Program-program tersebut harus masuk dalam perencanaan sehingga kontrak politiknya bisa tercapai.
Lihat juga: Susun RPJMD, Gub Minta Visi Misinya Tak Direcoki
Program pokok pertama adalah terkait pendidikan. Dia barharap adanya penyebaran guru di provinsi ini. Menurutnya, alat ukur keberhasilan ini bisa dilihat dari capaian indeks pendidikan, diantaranya angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni, dan rata-rata lama sekolah.
"Apapun yang kita lakukan kalau tidak bisa mendongkak indeks pendidikan ini maka kita akan gagal membangun human development," kata Ridwan, saat membuka Musrembang penyusunan RPJMD, Jumat (3/6/2016).
Mantan Bupati Musirawas ini mengatakan potret indeks pendidikan Bengkulu saat ini masih butuh didongkrak. Misalnya rata-rata lama sekolah di Bengkulu masih berada di angka 8,28. Dia berharap pada tahun 2021, dimana ia dan Rohidin akan mengakhiri masa jabatannya, rata lama sekolah itu bisa naik minimal menjadi 10.
"Dari situ nanti ketahuan berapa sekolah yang harus dibangun, berapa guru yang dibutuhkan, dan lainnya," jelas Ridwan.
Program kedua adalah mewujudkan Bengkulu sehat. Menurut Ridwan, ukuran kesejahteraan suatu daerah itu adalah tingkat kecerdasan dan kesehatan. Kedepan ia harap, Bengkulu memiliki Rumah Sakit tipe A, yang menjadi rujukan sekaligus jadi mitra provinsi tetangga.
Namun, untuk memenuhi hal ini, Bengkulu harus mengentaskan 3 hal terlebih dahulu. Diantaranya angka kematian bayi dan ibu hamil harus ditekan, rata-rata usia harapan hidup harus naik, dan rata-rata gizi masyarakat harus tinggi. Dengan mencukupi ketiga hal ini maka indeks pembangunan manusia akan naik.
"Gizi kita masih rendah, rata-rata masyarakat Bengkulu minum susu masih kalah dengan daerah lain. Mungkin karena susu perah tidak ada di Bengkulu, padahal ada kabawetan cocok untuk peternakan sapi perah. Eksplorasi maritim juga sangat penting, supaya masyarakat kita banyak makan ikan," paparnya.
Ketiga, Bengkulu mapan. Untuk mewujudkan hal ini, Ridwan mangatakan, pemerintah harus menggencarkan pembangunan infrastruktur. Sebab, kemiskinan yang terjadi di Bengkulu saat ini tak lain karena minimnya kualitas dan kuantitas infrastruktur yang ada di daerah ini.
"Sarana dan prasarana adalah kewajiban negara. Petani miskin karena infrastruktur kita minim. Nelayan juga demikian. Karena itu, saya mencanangkan Bengkulu agar fokus pada agro maritim. Inilah yang akan kita genjot kedepan," jelasnya.
Menurutnya, masyarakat Bengkulu harus bisa bersaing dengan pemilik modal asing yang masuk ke provinsi ini. "Pemilik modal di Bengkulu Tengah begitu hebat, bisa mengekpor ikan, masa masyarakat kita tidak. Tentu ini harus menjadi kewajiban negara untuk membantu mereka agar mampu mengimbangi tambak-tambak profesional tersebut," ungkapnya.
Untuk petani juga demikian. Ridwan menyampaikan jangan harap petani yang masih pakai cangkul bisa bersaing dengan mekanisasi dan komputer. Karena itu, ia kedepan akan melakukan mekanisasi pertanian yang ada di Bengkulu.
"Jangan cuma bagi traktor tapi juga harus dididik cara jadi montir traktor tersebut," kata dia.
Keempat adalah terkait governence. Ia berharap birokrasi yang ada di Bengkulu semakin handal untuk memberikan pelayanan publik. Sehingga clean and good governence bisa terwujud di daerah ini. "Perbaikan birokrasi ini kita awali dengan penandatanganan pakta integritas," imbuhnya.
Kelima, masalah moral. Menurut Ridwan, akan jadi percuma jika sebuah masyarakat cerdas dan sehat tapi tidak bermoral. Karena itu, moral juga akan menjadi program prioritas yang akan dia bangun. "Percuma sehat jasmani tapi tidak sehat rohani. Percuma cerdas tapi tidak baik," kata dia. [IC]