[caption id="attachment_26980" align="alignleft" width="300"] Ilustrasi[/caption]
PEDOMAN BENGKULU, PB - Memberi atau mengantarkan hidangan berbuka puasa ke masjid-masjid atau juga kepada kerabat dan tetangga merupakan tradisi dalam masyarakat kita yang telah berlangsung cukup lama. Tradisi tersebut ternyata memberi keberkahan yang besar di bulan Ramadhan.
Keberkahan tersebut karena Allah sudah menyiapkan begitu banyak hadiah (reward) Ramadhan. Salah satu pahala yang besar dijanjikan oleh Allah SWT kepada hambanya adalah memberi makan bagi orang yang berbuka puasa. Pahala orang yang memberi makan sama seperti orang yang sedang berpuasa.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرُ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا, yang artinya 'Barangsiapa yang memberi buka puasa orang yang berpuasa, maka dia mendapat (pahala) seperti pahalanya (orang yang berbuka itu) tanpa mengurang sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut'. [HR Ahmad dan At Tirmidzi].
Dari berbagai sumber dijelaskan bahwa riwayat hadis tersebut adalah shahih. Al Munawi menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa disini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Dan bahkan juga dengan memberi seteguk air.
Di antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka adalah do’a dari orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah do’a yang terkabulkan (mustajab).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ, artinya 'Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi'.
Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan, اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى, artinya Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku.
Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan pahala lainnya, dimana Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar, luarnya terlihat dari dalam dan dalamnya terlihat dari luar'. Seorang badui menghampiri beliau, ia bertanya: 'Itu untuk siapa, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Bagi yang membiasakan ucapannya baik, memberi makan puasa secara kontinyu, salat malam untuk Allah saat orang-orang tidur' (H.R. Tirmidzi).
Bahkan Rasulullah SAW memberi kabar gembira pada umat muslim bahwa, puasa Ramadhan hadir bukan untuk membelenggu kita dari kesenangan dunia. Akan tetapi, puasa Ramadhan hadir untuk membersihkan kita dari debu-debu dosa yang kita perbuat selama ini. Semoga dengan kabar gembira ini kita semakin bersungguh-sungguh dalam menyambut dan menjalankan amalan selama bulan Ramadhan ini. Amin. (RPHS)