DI BENGKULU, nama Female Disc Jockey (FDJ) Bunga mungkin sudah tidak asing lagi. Pemilik nama asli Dhyna Mardiana ini telah melanglang buana ke Sumatera. Sejak menjadi FDJ, Bunga telah memainkan, meracik, memodifikasi dan menghibur audiensnya dengan lagu-lagu yang ia mainkan di Bengkulu, Jambi, hingga ke Kepulauan Riau.
"Banyak yang mengidentikkan dunia DJ dengan dunia negatif, tapi saya tidak pernah ambil pusing. Karena selain banyak kritikan, banyak juga fans yang mendukung langkah yang saya ambil," kata perempuan kelahiran Lebong, 3 Mei 1991 ini.
Setelah tampil di Smart Hotel Lubuk Linggau dan Seleb Entertainmet Center serta Hotel Maximillian Batam, tak jarang FDJ Bunga mendapatkan tawaran untuk tampil dilayar kaca, mulai dari stasiun televisi lokal hingga nasional, seperti TVRI, MNC TV dan RBTV. Ketika tampil, FDJ Bunga senang memainkan piringan hitamnya dengan genre progressive.
"Tapi saya juga biasa memainkan genre EDM, breakbeat, breakdutch dan trance. Dulu tahun 2010 belajar sama sama DJ Enzha tapi tidak sampai selesai. Kemudian belajar lagi dengan DJ Gery hingga akhirnya memberanikan diri untuk tampil," ungkap sosok yang ibunya mengidolakan Dina Mariana Heuvelman, penyanyi dan pemeran Indonesia era 80-an ini.
Sebelum menjadi FDJ, Bunga sebelumnya pernah menjalani berbagai profesi, baik sebagai pelayan rumah makan, asisten rumah tangga, kasir, perangkai bunga, koki hingga penyanyi. Profesi itu ia jalani di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau.
"Saya pernah kerja dengan orang Tiongkok di rumah makan Chinese Food di Pekanbaru. Awalnya hanya pelayan biasa, tapi karena suka masak, akhirnya diangkat sebagai koki. Lalu tak lama kemudian kembali diangkat sebagai kasir," kenang perempuan yang suka bersepeda ini.
Bunga menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Lebong. Meski selalu diterima di sekolah favorit, ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah pada kelas 2 SMA karena himpitan ekonomi.
Berbagai profesi tadi ia jalani dengan tabah. Ia sadar bahwa tidak mudah menjalani hidup secara mandiri. Ia bersedia melakukan apapun selama itu halal. Berbagai pengalaman yang ia peroleh dari perjalanan hidupnya mengajarkan ia untuk selalu bersyukur.
"Sejak SMA saya sudah hidup mandiri. Keinginan saya sederhana, bisa menguasai banyak bahasa asing, menjadi orang baik yang bisa membantu orang lain dan meninggal dalam keadaan khusnul khatimah," tutup perempuan yang hobi membaca buku-buku para nabi dan manusia-manusia besar ini.
Untuk diketahui, Disc Jockey atau biasa disingkat DJ adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya.
Umumnya media hasil rekaman yang digunakan adalah media diska atau cakram, dan karena kemahirannya dalam memainkan cakram membuat profesi ini dikenal sebagai joki cakram, atau lebih dikenal dengan disjoki.
Sekarang istilah itu tidak hanya merujuk kepada kemahiran mengatur lagu/musik dalam medium cakram, tetapi juga dalam bentuk medium lainnya. [JK]