BENGKULU, PB - Al-Qur'an merupakan kitab suci berbahasa Arab yang disampaikan oleh Allah kepada nabi Muhammad sebagai petunjuk dan hikmah bagi seluruh umat manusia. Hanya kebenaran yang tertulis dalam kitab ini dan tiada keraguan sedikit pun di dalamnya.
"Kitab ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka," kata ustad Syaiful Fatah mengutip Al-Baqarah ayat 2 dan 3 dalam khutbahnya di Masjid Al-Ma'ruf Kuala Alam Kelurahan Tanah, Jum'at (17/6/2016).
Ia menjelaskan, manusia pasti akan selamat menjalankan kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat bilamana mampu meresapi dengan benar isi dan segala ketentuan yang tertera dalam Al-Qur'an. Menurut dia, sudah seharusnya Al-Qur'an tidak hanya berhenti sebagai sekedar bacaan, namun harus dipahami artinya, maupun penafsirannya.
"Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur'an hanya lah rekayasa Nabi Muhammad. Namun ketika mereka diminta untuk membuat satu ayat saja yang menyerupai Al-Qur'an, mereka tidak bisa. Ada yang pernah mencoba merekayasa satu ayat untuk menyerupai Al-Qur'an, tapi justru isinya sama sekali tidak memiliki makna," ujarnya.
Al-Qur'an mengandung pelajaran yang nyata tentang bagaimana Allah menimpakan azab kepada setiap kaum yang menentang ketentuan-ketentuan-Nya. Di dalamnya tertulis tentang pembumihangusan kaum homoseksual yang melampaui batas, siksa yang pedih terhadap raja yang zalim, bencana yang dahsyat terhadap kaum yang berlaku curang dalam perdagangan.
"Al-Qur'an menjadi penting ketika ia dibaca dan dipahami. Tidak benar bila dikatakan kertas Al-Qur'an ini dipajang di dinding maka dia bisa mengusir setan. Setan hanya akan pergi ketika isinya kita baca dan anjurannya di dalamnya kita laksanakan. Al-Qur'an juga tidak bisa dipakai untuk jimat penglaris, atau pengusir hama, atau ilmu kebal," tegasnya.
Ia menambahkan, Al-Qur'an juga telah memberikan petunjuk yang jelas kepada manusia tentang hukum-hukum pergaulan hidup. Misalnya mengenai harta warisan, kewajiban untuk menolong sesama manusia, penghormatan terhadap kaum perempuan serta amalan-amalan lainnya yang bermuara pada kebahagiaan seluruh umat manusia.
"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu," ungkapnya mengutip potongan surah Al-Ma'idah ayat 49 sembari menutup khutbah tersebut dengan doa. [RN]