BENGKULU, PB - Teater Jengkal membungkus sebuah pertunjukan yang menceretikan kegelisahan merekan akan salah satu alat tradisional Bengkulu. Adalah alat musik tabuh redab, yang disuarakan oleh kelompok ini karena mulai ditinggalkan dan terlupakan.
https://www.youtube.com/watch?v=R9jQa1aGDTo
Dengan naskah berjudul 'Aku Cinta Indonesia' itu, kelompok teater tersebut mengisahkan bila dulu kesenian redap sempat mekar di Bengkulu. Beberapa upacara adat seperti pernikahan dan khitanan selalu dihiasi dan dihibur oleh alat musik yang tebuat dari kulit hewan itu.
"Tapi kita kesenian redap sudah mulai ditinggalkan," kata Sobri, salah seorang pemeran pertunjukan tersebut.
Dalam dialog, teater itu mengungkapkan jika saat ini anak muda yang ada di Bengkulu hanya mengenal beberapa alat kesenian saja yang ada di Bengkulu. Misalnya dol, tasa, kameo dan lainnya. "Tapi redap, tidak lagi dikenal. Padahal ini juga bagian dari kesenian daerah Bengkulu," sambung Sobri.
Karena itu, lanjutnya, mereka sebagai generasi muda harus kembali menumbuhkan kesenian ini. "Kita harus kembali mengenalkan alat musik ini agar tidak hilang dimakan zaman," kata dia. (Baca juga: Riri Sosialisasikan 4 Pilar Lewat Teater). [IC]