Informasi: Kirimkan tulisan kegiatan Ramadhan anda dilengkapi foto kegiatan dan KTP. Kirim ke email: pedomanbengkulu@gmail.com. Semoga berkah Ramadhan Rp 200.000 bisa anda menangkan. Program Berita Ramadhan Berhadiah ini dipersembahkan olehAnggota DPD RI, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Marhaban ya Ramadhan. Mari tingkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1437 Hijriah
Siska Raflesia*
SAAT bulan Ramadhan tiba, maka banyak yang bilang bila tempat yang paling siap menyambut datangnya bulan suci tersebut bukanlah masjid melainkan mall dan pusat perbelanjaan lainnya.
Meskipun hal tersebut dinilai kurang positif oleh sebagian kaum muslim, namun faktanya pusat-pusat perbelanjaan tetaplah ramai. Artinya, kegiatan perbelanjaan di bulan Ramadhan sudah menjad tradisi masyarakat.
Ya, dunia industri makanan, kelengkapan ibadah, pakaian dan tentu saja segala asesoris Ramadhan dan lebaran, tak terhubung dengan soal keimanan dan ketaqwaan. Tetapi promosi diskon dan belanja di bulan suci bahkan lebih meriah dari kegiatan keagamaan.
Ramadhan bagi dunia industri adalah event penting untuk mengeruk keuntungan yang besar. Apalagi moment ini sebulan lamanya, yang itu tidak didapati event selama ini dalam moment agama-agama yang ada atau bahkan dalam sebuah tradisi masyarakat.
Hanya di bulan Ramadhan, bulan dimana orang-orang yang belanja kadang lebih mengedepankan emosionalitas daripada rasionalitas. Ini tak lain karena di Ramadhan, orang-orang secara umum ingin ketika makan dengan makanan terbaik, ketika berpakaian pun di lebaran nanti dengan pakaian baru terbaik dagan uang yang mereka bisa beli.
Ketika umat Islam tenggelam dalam kesyahduan Ramadhan, dalam kemuliaan bulan yang berjuluk seribu bulan, ternyata para pemburu untung alias pengusaha-pengusaha besar malah yang memenfaatkan moment ini untuk menangguk laba yang luar biasa.
Wajar kalau kita perhatikan, mall-mall di seluruh kota ini begitu sigap menyambut Ramadhan. Belanja iklan jadi naik hampir dua atau tiga kali lipat dari reguler bukan masalah bagi mereka. Belum lagi iming-iming diskon dan berbagai macam hadiah menanti dengan tulisan-tulisan dan gambar yang mencolok di sekitar tempat mereka.
Saat membawa keluarga berbelanja ke mall, Senin, (27/6/2016), pengnjung mall dihari yang biasanya lengang karena aktifitas kantor tetap saja ramai dan padat. Aneka sirop dan biskuit yang biasanya duduk manis di beberapa rak saja, kini gagah meraja di berbagai sudut ruangan mall. Terususun menjulang hampir mencapai langit-langit.
Antre bayaran di kasir lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan untuk keliling supermarket mengisi troli. Semangat pembeli tampak luar biasa meki antrian mengular begiut panjang! Mereka tetap sabar menunggu giliran? Melihat antrian yang begitu panjang, saya pun mengurungkan niat berbelanja.
Beruntungnya, saya tak termasuk golongan yang heboh belanja-belanji saat Ramadhan. Ramadhan memang istimewa, namun untuk urusan makanan dan pakaian, Ramadhan bukan jadi patokan. Sebab membeli hindangan bulan puasa cukup dengan makan dan minum yang manis-manis.
“Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf:31)
Rasa-rasanya, berbelanja di mall, membeli baju baru, tumpukan makanan bukanlah ketaldana yang baik buat anak-anak. Mengajarkan mereka akan hikmah puasa tidaklah mudah, bahwa puasa adalah penyucian diri dari segala hawa nafsu dan pengorbaban diri untuk rela merasakan dan membantu sesama saudara dhuafa.
Bagi mereka yang senang berbelanja, suka melihat hiruk-pikuk dan keheboan belanja Ramadhan, mungkin menyambutnya dengan hati riang, tetapi, jangan lah lupa Suadara-audari yang lain. Moga ibadahnya tetap lancar dan berkah. Moga kita terpilih menjadi kaum pemenang. Minal aidin Walfaizin!
*Hibrida Ujung No 34, Kelurahan Sumur Dewa, Kecamatan Selebar. Mahasiswa IAIN, Fakultas Tarbiyah