BENGKULU SELATAN, PB - Acapkali mutasi guru yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan selalu meninggalkan berbagai persolan, kali ini 259 Guru, 15 Kepsek dan 6 Pengawas Sekolah yang Kembali Dimutasi ternyata menimbulkan masalah baru.
Masalah tersebut diantaranya adalah sekolah yang kelebihan guru, namun di sisi lain ada pula sekolah yang mengalami kekurangan guru. Selain itu, akibatnya ada guru yang juga kekurangan jam mengajar. Perencanaan mutasi guru yang dinilai kurang matang tersebut mendapat kritikan dari wakil rakyat.
Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan melalui juru bicaranya, Abduladi menyampaikan hal tersebut dalam agenda penyampaian pandangan fraksi terkait Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tahun 2015.
Dihadapan Bupati Begkulu Selatan, Fraksi Partai Demokrat mengkritisi pelaksanaan mutasi ratusan guru beberapa hari yang lalu tidak ubahnya dengan mutasi guru beberapa bulan yang lalu dimana Mutasi Dinilai Langgar Permendiknas, 55 Kepsek Belum Bersertifikat.
"Mutasi guru jilid II baru-baru ini tidak ubahnya dengan mutasi guru beberapa bulan yang lalu. Masih amburadul. Hasil dari mutasi, ada sekolah yang kekurangan guru, ada yang kelebihan guru dan ada guru yang kekurangan jam mengajar. Semestinya ini tidak terjadi jika mutasi melalui proses perencanaan yang matang," tegas Abdulaldi.
Dirinya mencontohkan salah satu SMP Negeri di Talang Randai Bungamas sebelum mutasi memiliki dua orang guru mata pelajaran PPKN. Pada pelaksanaan mutasi kemarin, salah satu guru PPKN yang bernama Mirhan dipindahkan ke salah satu SMP Negeri di Kedurang. Padahal di SMP Kedurang sebelumnya sudah ada dua orang guru PPKN.
Pasca mutasi, mengakibatkan guru PPKN di SMP Bungamas hanya ada satu orang, sedangkan guru PPKN di SMP Kedurang jumlahnya ada tiga orang. Padahal dengan jumlah guru PPKN di SMPN Bungamas dan SMPN Kedurang masing-masing dua orang adalah jumlah yang ideal.
"Kalau sudah begini, akibatnya di SMP Bungamas mengalami kekurangan guru PPKN karena jumlahnya hanya satu orang. Sedangkan di SMP Kedurang jumlah guru PPKN kelebihan karena jumlahnya tiga orang. Bukan hanya itu, di SMP Kedurang bakal ada guru PPKN yang kekurangan jam mengajar. Bisa jadi, kejadian ini bukan hanya terjadi di dua sekolah ini. Tapi tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak lagi," kritik Abduladi. (Apdian Utama)