BENGKULU, PB - Dibawah terik matahari, pukul 14.00 WIB, puluhan jurnalis atau wartawan di Bengkulu menyampaikan suara protesnya terkait maraknya kekerasan yang dialami insan pers belakangan ini di seluruh Indonesia.
Para wartawan yang tergabung dalam Perhimpunan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu menggelar aksi solidaritas di Tugu Pers, Kota Bengkulu, Kamis (18/08/2016) siang.
Aksi yang diawali dengan berjalan kaki dari gerbang Benteng Marlborough itu diiringi dengan seruan orasi perlindungan atas kebebasan pers.
Dalam petaka aksinya, para wartawan juga meminta kepada aparat keamanan untuk mengusut setiap kasus pengancaman yang dialami wartawan.
Massa aksi lalu membentangkan spanduk di Tugu Pers yang bertuliskan 'Stop Kekerasan Terhadap Wartawan, Hormati Kemerdekaan Pers yang dilindungi UU No 40 tahun 1999'.
Ketua PWI Provinsi Bengkulu, Zacky Antoni dalam orasinya mengutuk tindakan penyempitan ruang gerak pers dalam memperoleh informasi, apalagi membungkam wartawan dengan cara kekerasan.
"Sangat menyedihkan akhir-akhir ini kebebasan pers mulai dikekang oleh oknum yang tidak memahami UU Pers dan kami mengecam dan mengutuk cara-cara tersebut," tegas Zacky
Lebih jauh, Zakcy mencontohkan kasus kekerasan yang dialami 2 orang wartawan oleh oknum TNI di Sumatera Utara, Medan dan kekerasan wartawan oleh oknum DPRD di Rejang Lebong.
"Kita mengecam dan mengutuk kekerasan 2 orang wartawan di Medan, acaman kekerasan di Rejang Lebong, Lembak dan Bengkulu Utara," ujarnya.
Aksi yang mendapat pengawalan dari pihak kepolisian itu berlangsung lancar. Aksi pun ditutup dengan doa bersama serta tanda-tangan solidaritas dari setiap wartawan. [MS]