BENGKULU, PB – Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bengkulu melakukan sosialisasi adanya sarana transportasi umum baru jenis roda tiga yang biasa disebut bajaj, Senin (8/8/2016).
Baca juga : Tarif Transportasi Turun
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishubkominfo Kota Bengkulu, Mardi Kusuma, mengatakan, sarana trasportasi jenis baru ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan transportasi umum namun bergerak di luar rute transportasi angkutan kota (angkot).
"Jadi keberadaannya hanya di rute yang memang tidak dimasuki dan tidak menganggu angkot yang sudah ada. Misalnya hanya khusus di daerah wisata, perumahan warga yang jarak tempuh masuk dari gang perumahan ke jalan raya cukup jauh. Sehingga warga juga dapat merasakan manfaatnya," kata Mardi.
Tampak hadir dalam sosialisasi ini diantaranya Sekretaris Daerah (Sesda) Kota Bengkulu, Dirlantas Polda Bengkulu, Organisasi Angkatan Darat (Organda), Kepala-kepala Camat, perwakilan supir angkot lima warna dan berbagai kalangan terkait.
"Hal ini kita lakukan agar semua tahu dan mau menerima jenis trasportasi baru ini. Ini dilaksanakan guna mencegah adanya kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ke depan," papar Mardi.
Setelah sosialisasi ini, tambahnya, pihaknya akan melakukan rekrutmen pengemudi bajaj ini dan menerbitkan peraturan mengenai tarif penggunaannya. Ia tekankan, tarif dan rute akan disesuaikan dengan aspirasi warga.
"Kalau pengemudinya sudah kita rekrut, nanti trayeknya kita buat sesuai dengan laporan warga yang membutuhkan sarana transportasi jenis kendaraan bajaj ini. Untuk tarif kita upayakan tidak sampai memberatkan warga," ungkap Mardi.
Supir Angkot Menolak
Disisi lain, salah seorang supir angkot warna hijau, Yoyon, merasa keberatan dengan adanya sarana transportasi baru ini. Menurut dia, selama ini ia telah kesulitan untuk mencari penumpang. Ia khawatir adanya sarana transportasi baru ini akan mengakibatkan setorannya menurun.
"Sekarang aja penumpang semakin sepi. Harusnya seluruh sopir angkot diajak berkonsultasi mengenai rencana itu. Kalau memang dalam gang dan tempat wisata butuh angkutan harusnya keluarkan saja trayek baru bukan dengan menambah transportasi baru," demikian Yoyon. [Nurul Saadi]