MEMPUNYAI potensi strategis sebagai salah satu Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) di Indonesia yang terletak di Samudera Hindia, Pulau Enggano memiliki keanekaragaman ekosistem, seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dan pulau-pulau kecil.
Selain itu, Pulau Enggano mempunyai keunikan istimewa yang tidak dimiliki pulau lain. (Baca juga: Pembangunan Enggano Jangan Abaikan Masyarakat Adat)
“Pertama ada suatu plasma noktah yang tidak dimiliki pulau lain, kedua juga ada flora dan fauna yang tidak ada di pulau lain. Ada burung kacamata,” jelas Bupati Bengkulu Utara Mian, di Jakarta.
Meski pembangunan terus berjalan, Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Utara memastikan bahwa pembangunan Pulau Enggano tidak akan mengganggu kelestarian lingkungan. “Percepatan pembangunan yang akan dilakukan harus tetap berbasis lingkungan dengan memperhatikan daya dukung Pulau Enggano. Ini harus menjadi perhatian,” tegasnya.
Saat ini, lanjutnya, Pemda telah menyediakan kawasan konservasi perairan, yang diperkuat melalui Peraturan Daerah dan Surat Keputusan Bupati Bengkulu Utara Nomor 175 tahun 2014 terkait kawasan observasi. Pemda telah menyiapkan 37.167 hektar yang akan digunakan sebagai kawasan konservasi.
“Pulau Enggano akan menjadi kawasan pariwisata yang tetap memperhatikan tata kelola lingkungan yang baik. Kita telah membuat Peraturan Bupati dan SK Bupati untuk mengatur bahwa proses pembangunan harus sesuai kearifan lokal, kondisi geografis, dan ekosistem,” tambahnya.
Untuk mempertahankan keaslian penduduk setempat, Pemda juga menegaskan bahwa kebijakan transmigrasi dilakukan sebagai penyeimbang agar masyarakat bisa mencontoh etos kerja dari pendatang. Sehingga perekonomian tetap tumbuh baik.
“Penempatan transmigran dilakukan untuk menstimulus pertambahan penduduk secara lokalisir sehingga tidak akan merusak lingkungan yang ada,”urainya.
Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, Pulau Enggano relatif lebih aman jika dibandingkan dengan pulau-pulau kecil terluar Indonesia yang langsung berbatasan dengan negara lain. Selain itu, meski terletak di ring of fireatau urat gempa di wilayah Sumatera, Pemda tetap optimis untuk terus memacu pembangunan semaksimal mungkin.
Potensi Wisata Pulau Enggano
Salah satu potensi wisata yang bisa dikembangkan dari Pulau Enggano adalah wisata menyelam. Wisata ini dipusatkan di Pulau Dua yang memiliki pantai dengan gelombang yang relatif kecil dan banyak karang-karang. Keberadaan keramba jaring apung juga dapat menjadi paket wisata bahari. Pengunjung dapat menikmati kuliner ikan segar yang langsung di ambil dari keramba jaring apung dan benar-benar dapat membuat kesan mendalam bagi wisatawan.
Selain itu, Pulau Enggano juga mempunyai potensi wisata tracking mangrove sejauh 2 kilometer. Wisata Mangrove direncanakan akan dikembangkan di Desa Kahyapu yang dekat dengan perkampungan.
Pemda juga menyambut baik dan mengapresiasi pemilihan Pulau Enggano sebagai pusat perayaan upacara Kemerdekaan HUT ke-71 RI untuk wilayah maritim, khususnya pulau-pulau terluar. Momentum ini diharapkan mampu meningkatkan ketertarikan wisatawan untuk datang ke pulau ini.
“Kami akan menjadi tuan rumah yang baik, dan mengambil momentum agar Pulau Enggano lebih dikenal. Paling tidak para pembuat kebijakan di tingkat pusat akan mengetahui potensi Pulau Enggano,” kata Mian.
Ditambahkan Mian, masyarakat Pulau Enggano menyambut baik rencana ini dan menyiapkan sejumlah acara untuk menyambut HUT RI. Salah satunya menyiapkan pemberian gelar adat bagi pejabat yang hadir.
Ke depan, pengembangan Pulau Enggano sebagai destinasi wisata Bengkulu Utara juga akan dilakukan dengan membangun infrastruktur pendukung berupa penginapan (homestay), fasilitas olahraga diving, snorkeling, dan scuba, serta fasilitas berburu di taman buru Gunung Nanua. Pemda berharap Kementerian dan Lembaga mendukung rencana percepatan pembangunan di Pulau Enggano. [GP]