JAKARTA, PB - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) melalui forum Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) mengadakan forum tematis mengenai Gerakan Nasional Revolusi Mental di lantai 7 Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Senin (22/8) kemarin.
Ketua Pelaksana Bakohumas, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Niken Rosalita, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Gerakan Revolusi Mental menjadi prioritas utama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Tugas dari Bakohumas kementerian/lembaga itu menyosialisasikan program pemerintah termasuk revolusi mental,” kata Niken mengingatkan instruksi Presiden.
Gerakan Revolusi Mental, menurut Dirjen IKP, harus dilaksanakan dengan optimal baik melalui distribusinya maupun pelaksanaan. “Selain kecepatan dalam pelayanan diperlukan juga ketertiban,” ujarnya.
Acara forum tematis Bakohumas di Kemenko PMK yang dihadiri oleh pejabat/perwakilan humas kementerian dan lembaga itu untuk mengajak pengurus Bakohumas untuk lebih intens menginformasikan tentang Revolusi Mental, termasuk strategi komunikasi yang baik ke masyarakat.
Sementara itu, Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) PMK Y.B. Satya Sananugraha menyampaikan, bahwa ada 3 gerakan dalam revolusi mental yakni Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
“Dalam Gerakan Indonesia Melayani yakni bagaimana menciptakan etos kerja yang baik dan menuntaskan pekerjaan secara baik. Untuk itu, pimpinan harus menjadi tolok ukur,” tambah Sesmenko PMK.
Lebih lanjut, Sesmenko PMK menyampaikan bahwa perubahan pola pikir salah satunya menjadikan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna sebagai hal yang utama.
Dalam sesi penyampaian materi, Arif Budimanta, Ketua Pokja Revolusi Mental, menyampaikan bahwa ada 3 karakter revolusi mental yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong.
“Kontribusi dari penyelenggara negara, masyarakat atau komunitas, akademisi, dan dunia usaha diperlukan untuk menyukseskan program revolusi mental,” jelas Arif.
Paulus Wirotomo, sebagai pembicara kedua dan penyusun program revolusi mental, menyampaikan bahwa Revolusi Mental pertama kali digaungkan oleh Presiden Jokowi di koran Kompas.
“Salah satu cara mengangkat mentalitas bangsa adalah mengambil salah satu nilai untuk lebih baik lagi,” ucap Paulus.
Lebih lanjut Paulus menyampaikan bahwa sebelum menjadi 3 ide besar revolusi mental ada 6 nilai yang diharapkan ada perubahan yakni kewargaan, dapat dipercaya, kemandirian, kreativitas, gotong royong, dan saling menghargai.
“Pusatnya ada pada nilai Kewargaan, yakni tahu tentang hak dan kewajiban. Nilai tersebut secara keseluruhan bukan sakral, tetapi instrumental,” jelas Paulus.
Lebih lanjut, Paulus juga menyampaikan bahwa nilai Kewargaan dan dapat dipercaya digabung menjadi ide pertama yakni integritas.
Ia juga melanjutkan bahwa etos kerja didapatkan dari nilai kemandirian dan kreativitas. Yang terakhir, menurut Paulus, nilai Gotong royong diambil dari kerja sama dan saling menghargai.
“Revolusi mental bukan proyek tetapi gerakan masyarakat dan semuanya terfokus pada 3 nilai strategis,” jelas Paulus.
Agar revolusi mental berhasil, menurut Paulus, mesti ada beberapa syarat yang harus diketahui yakni ada komitmen pemerintah, pekerjaan lintas sektor, dan partisipasi pemerintah bekerja sama dengan seluruh rakyat.
“Sarana yang digunakan Gerakan Revolusi Mental haruslah user friendly, melakukan value attack,
mengembangkan moralitas publik, bermanfaat nyata bagi rakyat, dan bisa diukur dampaknya,” tegas Paulus di akhir penyampaian materinya. (ES/YN)