JAKARTA, PB – Masa pemberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang pertama sudah berlangsung lebih dari sepekan. Dalam rentang itu, tercatat ada 10 jemaah haji Indonesia yang meninggal; sembilan orang wafat di Madinah dan satu orang di pesawat.
Dari data yang dirilis Penghubung Kesehatan Daker Makkah Ramon Andreas, diketahui bahwa mayoritas penyebab kematian jemaah adalah Cardiovascular Diseases. Sedikitnya ada 8 jemaah yang wafat karena gangguan kesehatan yang melibatkan fungsi jantung dan pembuluh darah ini. Adapun penyebab kematian lainnya adalah Infectious and Parasitic Diseases dan Metabolic Disease.
Dimintai tanggapannya, Kasi Kesehatan Daker Makkah dr. Umar Said mengiyakan bahwa diabetes milietus dengan Cardiovasculer menjadi penyebab terbanyak kematian jemaah. "Jadi memang pasien di tanah air sudah memiliki faktor resiko. Kebanyakan pasien usia lanjut. Factor resiko ini bisa jadi karena perjalanan yang jauh dari Tanah Air lalu memunculkan kekambuhan penyakitnya," terangnya.
Sebagai antisipasi, lanjut Umar, KKHI Daker Makkah sudah menyiapkan sarana dan prasarana berupa ICU dengan 12 bed. Selain itu, KKHI Daker Makkah juga dilengkapi dengan ruang intermediate dan sarana prasarana ICU dan ICCU nya. Jadi sarana di sini siap untuk menerima pasien risti.
Berikut ini data 10 jemaah haji yang wafat:
1. Senen bin Dono Medjo (79). Laki-laki. Kloter 007 Embarkasi Surabaya .
2. Siti Nurhayati binti Muhammad Saib (68). Perempuan. Kloter 002 Embarkasi Aceh.
3. Martina binti Sabri Hasan (47). Perempuan. Kloter 006 Embarkasi Batam.
4. Khadijah Nur binti Imam Nurdin (66). Perempuan. Kloter 004 Embarkasi Aceh.
5. Dijem Djoyo Kromo (53). Perempuan. Kloter 18 Embarkasi Solo.
6. Sarjono Bin Muhammad (60). Laki-laki. Kloter 006 Embarkasi Batam.
7. Oom Eli Asik (66). Perempuan. Kloter 003 Embarkasi Jakarta-Bekasi.
8. Nazar Bakhtiar bin Batiar (82). Kloter 001 Embarkasi Padang.
9. Juani bin Mubin Ben (61). Kloter 006 Embarkasi Aceh.
10. Asma binti Mian (78). Kloter 001 Embarkasi Padang.
Para jemaah yang wafat ini akan dibadalkan hajinya oleh pemerintah. Semua jemaah yang wafat mulai dari embarkasi sampai sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah akan dibadalkan tanpa ada biaya tambahan apa pun yang dikenakan kepada keluarga.
Kasi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Tawwabuddin, menjelaskan bahwa berdasarkan Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah No 456 tahun 2015 tentang pedoman pelaksanaan safari wukuf dan badal haji, semua jemaah haji yang meninggal sebelum wukuf akan dibadalhajikan. Ini termasuk jemaah yang berada di asrama, embarkasi, sampai berada di Saudi.
"Jadi keluarga tak perlu ragu atau bimbang. Insya Allah semua jemaah yang wafat akan dibadalkan pemerintah," kata Tawwab. [GP]