BENGKULU, PB - Kepala SMA Negeri 1 Kota Bengkulu Asmaradeni nyaris jadi korban pemerasan. Selasa (2/8/2016), 2 orang yang mengaku sebagai wartawan mendatangi kantornya.
Diceritakan Asmaradeni, 2 orang tersebut awalnya ingin mengkonfirmasi berita ke sekolah ini. Namun kemudian, keduanya tiba-tiba marah lantaran Asmaradeni memberikan komentar singkat.
"Mereka bilang ada temuan di sekolah ini. Temuannya ada investasi uang komite. Komite itu sekarang dilarang," ucap Asmara saat ditemui rekan media.
Asmara kemudian ngotot dan bilang kalau komite itu tidak dilarang. Hal ini sontak membuat kedua oknum tersebut berang dan mengancam akan mengangkat berita itu.
Secara lantang, Asmara menjawab "Silahkan diangkat, mau di media nasional, internasional juga angkat aja. Bapak kan mau konfirmasi."
Ketua komite SMAN 1 yang kebetulan ada di lokasi kemudian menghampiri dua orang tersebut. Lalu, kedua oknum itu menjelaskan kalau dia adalah pengacara yang tahu semua aturan hukum. "Saya ini juga pengacara loh buk. Gitu kata dia," ucap Asmara menirukan.
Tak sampai disitu, salah seorang yang berinisial No juga mengaku Ketua PWRI (Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Pusat dan Anggota PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). Oknum itu kemudian menunjukkan NPWP, kartu Pers, kartu PWI dan Kartu PWRI.
"Dia juga menyerahkan koran mingguan ke kami" ujar Asmara.
Tak menemukan jalan mulus, kedua oknum itu akhirnya kabur. Awak media tiba di lokasi pun tak sempat mengkonfirmasi keduanya. "Saya juga sudah lapor ke polisi," tutup Asmara. [IC]