BENGKULU, PB - Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara Jitra Bengkulu terus memberikan pelayanan terbaik bagi pasien nya. Dimana saat ini, pihaknya membangun ruangan rawat inap, yang nantinya akan menampung 120 ruangan tempat tidur. Pembangunan ini memakan biaya sebesar 8,2 miliar rupiah.Menurut Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhyangkara Jitra Bengkulu AKBP Nelson Situmorang mengatakan, pihaknya terus berbenah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Selain itu, diharapkan pembangunan ini dapat digunakan pada awal tahun 2017 mendatang bagi masyarakat.
"Dikarenakan kami sebagai pelayanan kesehatan masyarakat terpadu, terus melakukan pembenahan. Selain itu, ini sebagai tantangan kita dikarenakan masyarakat saat ini, mempercayai kami. Kita melihat sering kali pasien kita pulang dikarenakan ruangan IGD kita sudah penuh, maka dengan itu kami perlu menambah bangunan baru"
"Kami sebagai rumkit jaminan kesehatan nasional atau lebih dikenal BPJS, sehingga kita memberikan tingkatan kelas 1, 2, 3 hingga vip kami sediakan. Luas tanahnya nantinya sebesar 2600 m persegi, otomatis luas bangunan nya lebih besar dari itu. Untuk lantai 1 itu nanti kita rencanakan untuk kantor, termasuk laboratorium dan instalasi ruangan hemodialisa. Kemudian untuk lantai 2 dan 3 kamar operasi dan ruang rawat inap" tambahnya.
Dengan demikian total ruangan inap bagi pasien nantinya, berjumlah sebanyak 230 ruangan. Pihaknya pun optimis nantinya dalam pembangunan ini dapat digunakan, pada awal tahun 2017 mendatang.
Kapolda Bengkulu Brigen Pol M Ghufron yang juga langsung meletekan batu pertama ini mengatakan, diharapkan dengan pembangunan baru ini, pelayanan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan kembali. Selain itu, jendral berbintang satu ini mengimbau agar dalam pelayanan nya, diperlukan sifat humanis untuk melayani masyarakat yang berobat di Rumkit Bhyangkara Jitra Bengkulu.
"Tugas kita polisi kalau bisa berperan menolong masyarakat, semua permasalahan di Bengkulu ini mudah mudahan tujuan nya tercapai. Demikian juga di rumah sakit ini, semua karyawan hingga dokternya kalau jika bersikap empati mungkin sudah sembuh. Di kantor polisi begitu juga," terangnya. (RU)
