[caption id="attachment_11253" align="alignleft" width="300"] IST - Helmi Hasan saat melakukan fogging di sejumlah kelurahan[/caption]
BENGKULU, PB - Sukiman (45) warga Perum Merpati Indah II, Blok C Nomor 46 RT 17, Rawa Makmur, Muara Bangkahulu terpaksa di larikan ke Rumah Sakit (RS) Rafflesia akibat terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Mengetahui hal itu, tetangga korban Animarita, langsung menghubungi Wali Kota Bengkulu H. Helmi Hasan melalui Short Message Service (SMS). Ia meminta respon cepat pemerintah untuk mencegah bertambahnya korban.
"Assalamualaikum, Bapak Wali Kota Yth, saya Ibu Ana, warga Perum Merpati Indah II, Blok C Nomor 46 Rt 17, Kelurahan Rawa Makmur, menyampaikan bahwa tetangga saya terkena DBD dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Rafflesia, mohon bantuannya agar pemukiman kami di fogging. Terimakasih, Wassalam," tulisnya.
Mendengar keluhan tersebut, Wali Kota yang sedang dinas luar daerah langsung memerintahkan pejabat kecamatan dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk segera menindaklanjuti laporan warga. Ia meminta agar pejabat di tingkat bawah seperti kelurahan dapat bekerja aktif sehingga memberikan laporan terkait kondisi warganya.
"Semestinya laporan seperti ini disampaikan oleh pihak kelurahan sebab mereka merupakan ujung tombak pelayanan masyarakat di tingkat bawah. Laporan dan respon penyelesaian menjadi ukuran kinerja aparatur kita apakah dapat maksimal melayani masyarakat," katanya via telepon seluler.
Hal tersebut dibenarkan Camat Muara Bangkahulu Asnawi Amri. Ia mengaku mendapat perintah langsung dari Wali Kota untuk melakukan upaya kontrol dan pengendalian lingkungan guna mencegah perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
"Kami berupaya bekerja semaksimalnya dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kita juga sudah pertegas bersama stakeholder atau mitra kerja kita, khususnya bidang kesehatan di Puskesmas untuk bersama-sama melakukan fogging secara berkala," ungkapnya.
Camat yang baru saja dilantik itu mendorong program kegiatan Bengkuluku Bersih secara rutin melakukan gotong-royong bersama warga sebulan sekali.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu Herwan Antony mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti laporan warga tersebut dengan melakukan pengasapan atau fogging besok (Kamis, 11/8/2016) di lokasi itu. "Wilayah yang akan di fogging radius 200 meter," terangnya.
Meski demikian, Herwan mengingatkan bila fogging hanya upaya pencegahan. Dalam upaya darurat, fogging dapat efektif, namun bukan solusi jangka panjang untuk menghentikan wabah. Fogging berguna untuk memutus rantai pertama risiko penularan DBD dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk.
"Yang terpenting adalah pemberantasan jentik-jentik nyamuk. Karena jentiknya ini yang akan berkembang menjadi nyamuk dewasa," terangnya.
Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan mengurangi populasinya, jentik atau larva nyamuk tidak terpengaruh oleh fogging. Untuk menekan Jumlah Pasien DBD Meningkat, maka tahap selanjutnya perlu melibatkan seluruh peran anggota masyarakat.
“Untuk menekan terjadinya KLB DBD, perlu membudayakan kembali PSN 3M Plus secara berkelanjutan sepanjang tahun dan mewujudkan sebanyaknya tenaga Jumantik agar Bengkulu Tidak Jadi Wilayah KLB DBD lagi,” pungkasnya.
Tak perlu alat yang canggih, cukup jaga kebersihan rumah dan lingkungan, singkirkan sampah yang berpotensi menjadi tempat genangan air, gunakan losion antinyamuk, kuras dan tutup tempat penampungan air, pastikan saluran air berjalan lancar tidak tertutup oleh sampah. "Lakukan ini setiap hari, bukan cuma saat ada wabah saja," harap Herwan. (RPHS)