BENGKULU, PB - Menjelang hari raya Idul Adha, harga sejumlah hewan kurban seperti sapi dan kambing selalu melonjak naik. Karena itu, dibutuhkan solusi untuk menjaga kestabilan hewan ternak ini. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komite II DPD RI Riri Damayanti, Selasa (6/9/2016).
Dia menyampaikan, cara yang paling efektif untuk menurunkan harga baik sapi maupun kambing adalah dengan menjamin ketersediaan pasokan dan stok. Dengan demikian, pemerintah harus mampu mengukur ketersediaan hewan mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang.
"Saat ini di Indonesia lebih banyak peternak tradisonal, artinya mereka hanya menjual jika sedang butuh uang. Sedangkan pasar tak bisa dengan kondisi seperti itu karena permintaan daging terus berjalan. Apalagi momen Idul Adha seperti ini," jelasnya.
Karena itu, Riri menyarankan pemerintah untuk mencanangkan program swasembada. Untuk hal ini, maka pemerintah harus menambah peternak yang berbasis industri. Caranya dengan memberikan subsidi bibit unggul dan pakan bermutu secara intensif sebagai langkah awal untuk mengembangkan peternakan skala besar.
"Tak hanya menjaga stabilitas harga, program swasembada juga akan menghentikan kebijakan impor yang selama ini merugikan peternak," ungkapnya.
Selain itu, lembaga dan sumberdaya manusia petani harus dikembangkan sesuai dengan penyediaan sarana dan prasarana yang modern dan berkualitas. Peternak harus diberikan pendidikan sehingga bisa menghasilkan hewan yang memiliki nilai jual tinggi.
"Dengan dukungan pemerintah terhadap peternak optimalisasi pengembangan sentra pembibitan dan penggemukan hewan ternak, maka harga hewan ternak tidak akan fluktuatif seperti sekarang," pungkasnya.
Untuk diketahui, harga hewan kurban saat ini mulai merangkak naik. Untuk sapi ukuran besar yang biasanya seharga Rp 14 juta naik menjadi Rp 15 juta per ekor. Untuk sapi ukuran kecil yang biasanya Rp 11 juta naik menjadi Rp 12 juta. Sementara kambing dewasa yang biasanya dijual Rp 2 juta naik menjadi Rp 2,5 juta per ekor. [IC]